-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 14

Kompleks itu berada di atas bukit. Di belakang rumah Fahri adalah lembah. Dan lembah itu juga telah menjadi perumahan yang teratur indah. Maka dari lantai dua rumah Fahri, selain bisa menikmati taman pribadi di belakang rumah, juga bisa melihat panorama lembah Stoneyhill yang sedap dipandang. Panoramanya adalah desain arsitek yang tampak modern dan simpel. Sangat jauh dibandingkaan panorama Kota Edinburgh dilihat dari atas Edinburgh Castle yang terasa kuno, sangat artistik dan tampak rumit ukiran-ukiran bangunannya.

Dari rumah Fahri tampak dua lantai. Namun sesungguhnya tiga lantai. Sebab di bawah lantai pertama ada basement selebar bangunan rumah itu. Basement itu memiliki pintu dan jendela ke taman belakang. Jika dari taman belakang, tampak betul itu rumah tiga lantai.

Di lantai satu ada ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan dapur. Ada satu kamar mandi. Serta dua kamar tidur berukuran sedang. Paman Hulusi menempati salah satu kamar itu. Di lantai atas ada kamar utama dengan kamar mandi di dalam. Kamar tidur anak. Dan ruang santai yang dilengkapi dengan toilet. Lantai atas itu sepenuhnya digunakan oleh Fahri. Ruang santai ia gunakan sebagai ruang kerja dan perpustakaan pribadi. Lantai paling bawah adalah basement yang untuk sementara hanya difungsikan sebagai gudang, tempat mesin cuci dan mesin pemanas ruangan. Sebenarnya di gudang itu ada kamar yang tidak dipakai, juga ada toilet lebih sederhana yang juga tidak dipakai.

Malam itu, Stoneyhill sempat kembali diguyur hujan, walau hanya sebentar. Pukul sepuluh malam, hujan sudah reda. Jalan-jalan tampak basah. Udara dingin berhembus dari utara. Stoneyhill Crove sangat lengang. Sebagian penduduknya telah terlelap dalam kamarnya yang berpenghangat. Fahri masih bekerja merampungkan editing hasil riset untuk postdoc-nya. Ia menargetkan malam itu harus selesai. Sebenarnya ia masih memiliki waktu lima bulan untuk menyelesaikan risetnya. Tetapi ia ingin segera selesai lebih cepat tanpa mengurangi kualitas dan bobotnya. Prinsipnya, jika bisa cepat berkualitas kenapa harus berlama-lama dan mengulur-ulur waktu.

Paman Hulusi naik ke tempat kerja Fahri.
"Hoca, sudah hampir jam dua belas. Sebaiknya Hoca istirahat, jaga kesehatan."

Fahri menghela nafasnya. Ia mengalihkan perhatiannya dari layar laptopnya ke wajah Paman Hulusi yang berdiri di dekat tangga. Fahri memutar kursi kerjanya dan mengisyaratkan agar Paman Hulusi mendekat dan duduk di sofa dekat meja kerjanya. Paman Hulusi mendekat dan duduk.

"Paman, di eropa, termasuk di Inggris ini, kita adalah minoritas. Undang-undang disini memang tidak membeda-bedakan ras dan agama. Namun, tetap saja bahwa penduduk asli sini yang berkulit putih dan yang beragama mayoritas mendapatkan kemudahan dan prioritas dalam banyak hal. Perempuan muslimah yang berjilbab bisa mencari kerja dan bekerja di Britania Raya ini. Tetapi, perempuan yang asli sini dan beragam mayoritas, lebih mudah diterima bekerja di sini. Namun tetap masih ada kasus-kasus muslim pendatang yang tidak semudah orang asli sini, meskipun sudah dapat permanent resident atau pun warga negara sini."

***
(bersambung...)
Nafilata Primadia
Load comments