-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 21

Fahri kaget. Ia tetap membalas dengan senyuman dan beristighfar di dalam hati. Ia tidak mau meladeni anak remaja berambut pirang itu. Paman Hulusi melihat semua itu, ia juga melihat apa yang diisyaratkan Jason yang penuh penghinaan. Paman Hulusi geram, Fahri menahan paman Hulusi agar tetap tenang. Jason mengoloyor pergi penuh kemenangan.

"Hoca terlalu sabar."
"Tidak tepat kalau kita meladeni anak remaja itu, paman. Kita akan cari cara yang tepa untuk membuatnya sadar bahwa apa yang dilakukannya itu tidak terpuji."

"Saya sangat yakin, pasti yang mencorat-coret kaca depan mobil kita itu Si Jason itu. Siapa lagi kalau bukan dia?"
"Jangan gegabah menuduh, paman."

"Dia sudah kena racun islamofobia. Lihat bagaimana bencinya dia memandang Hoca."
"Sudahlah paman, kebencian jangan kita balas dengan kebencian. Ayo masuk, siapkan teh panas dan sarapan, sementara saya nge-print kerjaan saya."

Paman Hulusi tersadar akan tugas utamanya.

"Baik, Hoca."


3
Pengemis Bersuara Serak

Pagi itu kembali gaduh. Pertengkaran itu terjadi lagi. Sudah beberapa kali Fahri mendengar pertengkaran sengit antara ibu dan anak gadisnya itu. Tak lain dan tak bukan adalah antara Nyonya Janet dan Keira. Cekcok mulut itu terdengar sampai ruang kerja Fahri. Suara benda pecah juga terdengar. Tiba-tiba suara pertengkaran itu semakin keras, diiringi isak tangis. Pertengkaran itu rupanya kini terjadi di beranda rumah. 
Keira menangis. Hidungnya berdarah.

"Aku akan lapor polisi! Mama menyakitiku! Aku akan lapor polisi."
"Sana cepat lapor. Penjarakan saja mamamu ini, dengan begitu kau akan benar-benar hidup dari makan sendiri! Dan aku malah enak, di penjara aku bisa santai, tidak ngurusi  kamu yang tidak bisa diatur dan Jason yang selalu membuat masalah!"

Keira memandangi ibunya sambil terisak-isak.
"Aku akan pergi, aku bosan hidup seperti ini!"
"Sana pergi, kemasi barangmu dan pergi! Ayo! Kenapa masih berdiri disitu!?"

Keira malah duduk menggelosor sambil sesenggukan menangis. Gadis itu ternyata tidak punya nyali untuk melakasanakan ancamannya. Nyonya Janet masuk ke dalam rumah, sejurus kemudian ia sudah keluar lagi membawa tas kerjanya.

"Kau harus ganti uang untuk membeli biola barumu itu! Ingat, rumah ini belum lunas! Mama tidak mau tahu dari mana uang itu! Kau bisa mengamen di princess street atau the royal mile!" ucap nyonya Janet kepada Keira sebelum melangkah meninggalkan rumahnya.

Nyonya Janet melangkah tegap menuju halte bis terdekat yang terletak di Clayknowes. Kira-kira lima ratus meter jalan kaki dari Stoneyhill Grove.

***
(bersambung...)
Nafilata Primadia
Load comments