-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 25

Siapa yang masuk ruangan itu bisa saja akan mengira Profesor Stevens seorang Muslim, padahal tidak. Ia lahir di Blackburn, sebuah kota kecil di Manchester. Menyelesaikan B.A-nya dalam Sastra Arab di Manchester. Lalu mengambil master kajian Persia di Cambridge. Doktornya ia selesaikan di SOAS London. Sebelum menyelesaikan masternya, ia pernah belajar bahasa Persia selama setengah tahun di Teheran. Ketika melakukan penelitian doktornya ia pernah tinggal di Damaskus selama delapan bulan. Ia menguasai enam bahasa penting selain bahasa Inggris sebagai bahasa ibunya yaitu bahasa Perancis, Jerman, Arab, Persia, Yunani Kuno, dan Ibrani.

Profesor Stevens menelepons seseorang. Sejurus kemudian pintu ruangan itu diketuk, Profesor Stevens membukan pintu dan tampaklah Miss Rachel menyerahkan map dan langsung pergi lagi. Profesor Stevens menutup pintunya dan menyerahkan map itu kepada Fahri.
"Ini proposalnya. Silahkan dilihat."
Fahri menerima dan melihat sekilas. Ia merasa kajiannya akan cukup menarik.
"Saya akan pelajari dengan saksama, Prof. Maaf, saya harus merampungkan sedikit pekerjaan lalu bersiap ke masjid. Ini hari ibadah saya, hari Jumat."
"Ya, saya mengerti. Saya berharap ada jawaban secepatnya."
"Hari senin yang akan datang saya sampaikan jawabannya."
"Jika Anda setuju, saya akan urus usulkan Anda untuk menjadi pengajar resmi di sini. Apalagi saya sangat memerlukan kerja sama Anda di CASAW. Terima kasih atas waktunya."
"Sama-sama."

Fahri langsung menuju ruangannya. Ia lupa belum mengirim email terima kasih kepada Profesor Turgut Dikeinciler dari Jerman atas kiriman bukunya. Dan kepada Prof. Omar Sandler dari SOAS London atas kiriman jurnalnya. Ia membuka komputernya dan mengirim email ucapan terima kasih kepada mereka berdua. Khusus kepada Profesor Turgut yang tak lain adalah supervisor doktornya saat di Uni-Freiburg ia mengirimkan hasil riset dan kajiannya untuk postdoc. Ia berharap Prof. Turgut berkenan memberikan pengantar jika diterbitkan menjadi buku.

Setelah itu, Fahri jalan kaki menuju Edinburgh Central Mosque. Ia telah berpesan kepada Paman Hulusi agar setelah mengantar Brenda langsung parkir di masjid dan iktikaf di masjid saja sambil menunggu shalat Jumat.

Belum banyak jamaah yang hadir ketika Fahri shalat tahiyyatul masjid. Sambil menunggu jamaah berdatangan sampai khatib naik mimbar, Fahri berusaha mengkhatamkan wirid hari Jumatnya, yaitu membaca surat Al-Kahfi, dan membaca shalawat minimal seribu kali.

***
(bersambung...) 
Nafilata Primadia
Load comments