Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 30 |
4
Desakan Menikah Lagi
Diiringi Paman Hulusi, Fahri memasuki The Kitchin. Satu dari tiga restoran prestisius di Edinburgh yang meraih tiga bintang Michelin. Siang itu, restoram mewah itu tampak penuh. Fahri mengitarkan pandangannya. Di meja agak pojok dekat jendela, seorang gadis berjilbab melambaikan tangannya. Itu adalah gadis Arab yang mengajaknya. Rupanya mereka telah sampai duluan. Fahri mendekat. Gadis itu ditemani oleh dua orang gadis lainnya.
"Bagaimana kalian bisa sampai duluan?" tanya Fahri.
"Saya bawa mobil pribadi, dan mengambil jalan pintas. Silakan duduk!" gadis Arab itu tersenyum. Fahri dan Hulusi lalu duduk pada dua kursi yang tersisa.
"Sebelumnya, perkenalkan, saya Heba. Ini Juu Suh, dan ini Ashley. Kami tinggal satu flat di daerah Arden Street, beberapa menit jalan kaki di sebelah selatan kampus The University of Edinburgh. Kami semua senang berkesempatan berjumpa dan berbincang dengan Anda di sini," lanjut gadis berparas Arab,
"Saya juga senang bisa memenuhi undangan ini. Saya Fahri. Lengkapnya Fahri Abdullah. Berasal dari Indonesia. Ini teman karib saya, Tuan Hulusi berkebangsaan Jerman tetapi aslinya dari Turki. Maaf, Anda dari Arab?"
"Ah ya, ibu saya asli Lebanon, ayah saya asli India. Saya lahir di San Frasisco. Juu Suh ini dari Cina, dan Ashley ini dari Wales."
"Apa yang bisa saya bantu?"
"Silakan pesan menu dulu."
"Baik."
Fahri melihat daftar menu itu. Fahri memanggil pegawai restoran. Ia lalu memesan menunya. Untuk menu pembuka, ia minta dihidangkan sup asparagus, menu utama ia minta disajikan olahan ikan cod yang disajikan dengan brocoli khas The Kitchin. Menu penutupnya, Stem Ginger Ice Cram, dan minumnya jus orange. Fahri menekankan kepada pegawai itu bahwa ia tidak mau semua menunya tercampur unsur babi maupun wine. Pegawai restoran mengangguk lalu membaca ulang daftar menu yang dipesan Fahri. Fahri mengiyakan dan menekankan lagi permintaannya. Pegawai itu lalu bertanya kepada Paman Hulusi.
"Ah, saya samakan saja dengan dia. Sama persis ya?" jawab paman hulusi.
"Ada pesanan lain lagi di meja ini?"
Heba menjawab tidak. Petugas itu lalu hendak pergi.
"Sebentar...!" panggil Heba.
"Tadi saya pesan vegetarian menu, apakah sudah mulai dimasak?"
"Sedang suap untuk dimasak."
"Mohon menu saya juga tidak ada unsur wine-nya."
"Baik. Ada yang lain?" tanya pegawai restoran.
"Cukup."
Pegawai restoran pergi.
Fahri melihat jam tangannya lalu berkata.
"Jadi, apa yang bisa saya bantu? setengah jam lagi saya benar-benar harus meninggalkan tempat ini. Sebab saya punya janji bertemu seseorang satu jam lagi. Semoga makanan cepat disajikan."
***
(bersambung...)