-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 51

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 51
[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 51
[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 51



"Ya, inilah tempat tinggal kami. Kalau kamu di kompleks yang mana Stoneyhill-nya?"

"Saya di Stonyehill Grove. Nomor sepuluh. Mudah dicari, rumah saya berada di pojok. Rumah dengan cat merah tua kecokelatan dan putih. Stoneyhill Grove hanya berisi belasan rumah saja. Mudah mencari rumah saja."

"Saya berjanji suatu saat akan mengunjungi rumah Anda."

"Silakan, saya sangat senang menerima kedatangan Tuan Taher."

"Sebentar."

Tuan Taher bangkit dan menelongok ke dapur yang ada dibalik ruang tamu.

"Tehnya sudah siap?"

"Sudah, Dad." Suara halus perempuan menjawab,

"Gulanya jangan dicampur ya!"

"Iya, Dad."

Tuan Taher kembali duduk. Tak lama kemudian seorang anak perempuan cantik berwajah Arab muncul sambil membawa nampan berisi empat cangkir yang penuh oleh teh yang panas. Uapnya mengepul dan bau wangi tehnya menyebar ke seantero ruang tamu itu.

Fahri masih menunduk ketika gadis itu meletakkan cangkir satu persatu di atas meja.

"Silakan diminum, Doktor Fahri!" suara merdu mempersilakan Fahri.

Fahri mendongak ke asal suara. Fahri terkesiap.

"Anda...m..m..Heba?"

"Benar, saya Heba yang kemarin mengajak Anda diskusi di The Kitchin bersama dua teman saya."

"Bagaimana Anda bisa di sini? Bukankah Anda bilang tinggal di apartemen bersama mereka?"

"Biar ayah saya yang cerita. Saya siapkan scotch pie dan roti bridie-nya." Kata Heba sambil tersenyum dan membalikkan badan menuju dapur.

"Heba sudah cerita panjang lebar tentang diskusi itu. Dia sangat suka dengan argumentasi Anda. Dua temannya kini punya pandangan yang lebih positif tentang islam. Meskipun mereka masih menyimpan banyak pertanyaan katanya. Ya, Heba memang sehari-hari tinggal di apartemen. Itu apartemen saya yang sepuluh tahun lalu saya pakai untuk liburan di sini. Kebetulan saya sering kunjungan kerja ke sini. Saya dan anak-anak saya punya dua kewarganegaraan. Amerika dan inggris."

"Saya lahir di India. Tepatnya di Aligarh. Kecil di India. Namun menghabiskan masa remaja dan dewasa di Inggris, ikut ayah yang bermigrasi ke inggris. Dulu kami tinggal di York. Setelah menamatkan B.A., saya merantau ke Seattle, Amerika. Mengambil master dan Ph.D bidang physiotherapy di sana. Lalu bekerja di sana."

"Saya berjumpa istri saya di San Fransisco, saat saya mengisi seminar di Stanford. Dia salah satu mahasiswi psikologi yang mengajukan pertanyaan kepada saya. Selesai sesi saya, kami berbincang singkat saat coffe break. Saya beri dia kartu nama. Ah, entah bagaimana ceritanya. Malamnya saya bisa mengajaknya makan malam. Kami saling jatuh cinta. Lalu menikah di Masjid di Seattle. Dia asli Lebanon. Lahir di Beirut, dan sejak kecil hidup di Amerika. Kami muslim, namun kurang mengamalkan islam. Sampai kami kedatangan imam muda dari mesir beberapa tahun lalu. Dan bisa mengubah cara hidup kami. Alhamdulillah."


***
(bersambung...) 
Nafilata Primadia
Load comments