Seorang jamaah berjenggot berwajah Asia Selatan tampak membuka mushaf dan mengecek dengan saksama. Sejurus kemudian ia mendekati imam sambil menunjukkan ke mushaf memberitahukan bahwa yang disampaikan Fahri benar. Imam itu istighfar, namun memandangi Fahri dengan sedikit kurang suka. Imam itu lalu membalikkan tubuhnya dan berdzikir. Ia sama sekali tidak berterima kasih kepada Fahri yang telah meluruskan bacaannya.
Fahri sangat memaklumi dirinya agak diremehkan. Sebab ia berwajah Asia Tenggara dan tidak berjenggot. Imam itu dari Arab. Terkadang ada kesombongan dari kalangan Arab--bahwa karena dari Arab dan sejak lahir berbahasa Arab, Al-Quran juga diturunkan di Arab dan dalam bahasa Arab, --mereka merasa lebih mengerti Islam dan meremehkan yang lain. Orang-orang Asia Selatan sebagian juga ada yang merasa lebih memahami Islam dibanding bangsa lain, termasuk Arab. Orang-orang Asia selatan sering sinis memandang orang-orang Arab terutama orang-orang teluk sebagai kaki tangan Amerika dan eropa. Maka wajah seperti Fahri sudah terbiasa diremehkan seperti itu. Dulu saat masih di Mesir, ketika ia membela Aisha yang memberi tempat duduk di dalam Metro kepada turis Amerika, ia awalya juga diremehkan oleh orang Mesir.
Ketika Fahri melangkah keluar masjid, seorang lelaki setengah baya dari India yang tadi duduk bersebelahan dengannya menjejerinya dan berkata.
"Tampaknya imam kurang suka. Tadi seharusnya tidak usah kau ingatkan seperti itu. Itu membuat malu. Biarkan saja. Toh, yang ia baca juga ayat Al-Quran. Jadi tidak ada yang salah. Sama saja."
Fahri tersenyum.
"Tidak bisa, tuan. Susunan Al-Qur'an, susunan surat dan ayatnya itu sudah ditentukan oleh Allah. Allah melalui malaikat Jibril menyampaikan kepada Nabi Muhammad, dengan susunan yang sudah ditetapkan. Nabi Muhammad menyampaikan kepada para sahabatnya. Para sahabatnya ribuan yang hafal Al-qur'an menyampaikan kepada para tabiin dan seterusnya hingga sampai kepada kita. Sebagian terpahat di dalam hati para penghafal Al-Quran yang jumlahnya ribuan. Sebagian sudah tercetak dalam mushaf. Tidak bisa satu ayat dari Ali Imran dimasukkan ke Az-zumar. Tidak bisa, misalnya, Yasin susunanya diletakkan setelah Al-Fatihah sebelum Al-Baqarah. Harus sama seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Dan kalau ada yang keliru akan diingatkan dan dikoreksi oleh jutaan umat Islam yang hafal Al-Quran."
"Subhanallah. Saya baru memahaminya. Kamu dulu belajar di mana?"
"Tidak terlalu penting saya siapa, dari mana, belajar di mana. Yang lebih penting, jika apa yang saya sampaikan ada benarnya, tolong didengarkan. Nanti kita bisa bincang lebih jauh."
Orang India itu mengangguk sambil meraih saku jasnya dan mengambil kartu nama lalu memberikan kepada Fahri.
***
(bersambung....)