-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 34

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 34

Ayat-Ayat Cinta 2
Ayat-Ayat Cinta 2




"Sudah jelas ya?"
"Alhamdulillah," lirih Heba.
"Ada yang lain?" tanya Fahri.

Saat itu dua pegawai restoran datang mengantar menu utama yang di pesan. Fahri melihat jam tangannya.

"Saya masih punya waktu dua belas menit, ada pertanyaan lain?"
"Sebaiknya sementara kita cukupkan sampai di sini. Lain kali bisa dilanjutkan. Waktu yang tersisa biarlah digunakan Tuan Fahri untuk menikmati hidangan." Ujar Ashley ramah.

"Setuju," sahut Heba.

"Sehari-hari saya ada di IMES, Islamic and Middle Eastern Studies, The University of Edinburgh, George Square no.19. Kapan-kapan jika ada yang ingin ditanyakan bisa datang ke office saya."

"Terima kasih. Silakan hidangannya dinikmati." Ujar Heba.

Fahri dan Hulusi dengan agak tergesa menikmati hidangan yang masih mengepulkan asap itu. Bau ikan Cod itu begitu sedap. Sementara Heba beranjak dari tempat duduknya minta pegawai restoran agar hidangan penutup disegerakan.

"Mendengar jawaban Anda dengan segala referensinya semakin meyakinkan saya, Anda seorang 'alim. Ketika tinggal di Seattle dulu, di Masjid kami ada ulama muda yang sangat dalam ilmunya. Ulama itu bahkan bisa mempengaruhi ayah saya untuk kembali ber-islam dengan benar. Dan istrinya berhasil mengembalikan saya ke jalan yang lurus. Kalau boleh tahu, Anda sebelum ke Edinburgh ini pernah belajar di mana?"

"Di Jerman."
"Di Jerman?"
"Iya, benar."

"Ah, saya hampir tidak percaya, orang yang belajar di Jerman bisa sedemikian kuat menguasai referensi Islam dan sedemikian kuat hafalan Al-Quran-nya hinggga bisa meluruskan bacaan imam dari Saudi yang keliru."

"Dia tidak hanya belajar di Jerman. Di Jerman hanya mengambil Ph.D, namun sebelum itu ia telah matang belajar ilmu agama di sumbernya." Sahut Paman Hulusi yang sejak awal tidak bicara sama sekali.

"Ah, teman Anda akan membeberkan yang lebih lengkap. Di mana dia belajar sebelum di Jerman?"

"Dia telah belajar bahasa Arab dan ilmu agama islam sejak kecil di madrasah di Indonesia. Dia telah hafal Al-Quran sejak di Indonesia. Lalu melanjutkan belajar di Al-Azhar University, Kairo, sampai tingkat master. Dia banyak belajar secara langsung dengan para Syaikh di Mesir. Lalu menulis tesisnya di Pakistan. Dan mengambil Ph.D.-nya di Freidburg." Jelas Paman Hulusi. Fahri hanya diam menikmati makanannya.

"Pantas. Ternyata benar jebolan Al-Azhar, sama seperti imam muda di Seattle yang saya ceritakan itu," tukas Heba.

"Sebenarnya saya sudah beri tahu Heba, bahwa Anda lulusan Al-Azhar. Tapi Heba tidak percaya," sahut gadis Cina.

"Kalau lulusan Al-Azhar seharusnya jadi imam dan membuka kajian di Edinburgh Central Mosque. Karena tidak jadi imam di masjid, ya saya kurang percaya."


***
(bersambung...)
Nafilata Primadia
Load comments