-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 65

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 65






Paman Hulusi beranjak ke dapur, menyiapkan segala yang diminta Fahri. Misbah duduk mendampingi Fahri. Heba melihat-lihat ruang tamu Fahri dengan saksama. Ruang tamu itu terasa lapang, hangat, anggun, dan sedikit minimalis. Tidak banyak hiasan dan aksesoris. Fahri memasang sebuah lukisan kaligrafi agak besar, lalu lukisan menara masjid aya sofia, lukisan lengkungan-lengkungan dalam masjid cordoba dan lukisan menara kudus. Semuanya lukisan cat di atas kanvas dan sangat indah.

"Itu lukisan sendiri?" gumam Heba sambil manggut-manggut.

"Tidak. Kaligrafi itu yang melukis seorang teman dari Nigeria. Beberapa bulan lalu dia pameran di masjid sultania nottingham. Saya beli di sana. Masjid Aya sofia dan interior masjid cordoba itu dilukis oleh seniman jalanan edinburgh sini. Saya bawakan fotonya, saya minta dia melukis. Begitu."

"Yang itu, apa?"

"Oh, ya, itu namanya menara kudus. Itu menara sebuah masjid di kota kudus, salah satu masjid tertua di pulau jawa. Menara itu unik, bentuknya seperti pura agama hindu. Itu menjadi salah satu bukti asimilasi dan akulturasi budaya yang cantik di Indonesia. Itu juga dilukis seniman jalanan sinii."

"Teman Anda itu tadi sempat berkata kepada saya mengenai ketidaksukaannya atas sikap ANda yang telalu memerhatikan nenek-nenek yahudi sampai mengantarnya ke tempat ibadah."

Fahri tersenyum, " Nanti akan saya jelaskan ke dia."

"Semuanya sudah jelas, tidak perlu dijelaskan hoca. Saya tidak mengerti apa yang hoca pikirkan? Hoca tidak berempati sama sekali kira-kira apa yang akan dirasakan Aisha Hanem kalau beliau tahu hoca sedemikian menyanjung nenek-nenek yahudi. Sementara asiha hanem sampai sekarang tidak ketahuan nasibnya. Kemungkinan besar dia sudah mati ditangan tentara zionis israel!" Paman hulusi datang membawa piring dan sendok dengan sedikit emosi. Fahri agak kaget. Heba dan misbah juga tampak sedikit kaget.

"Jadi, Aisha hilang di Israel?" tanya Misbah.

Muka Fahri seketika berubah. Kedua matanya berkaca-kaca.

"Ya, hilang di Israel, sejak beberapa tahun yang lalu. Sampai sekarang tidak ketahuan beritanya. Kalau hidup di mana? Kalau, misalnya, di penjara oleh tentara israel, penjara mana? kalau sudah mati, di mana mayat dan kuburnya? tidak ketahuan. Tapi, temannya bernama Alicia yang berangkat bersama Aisha Hanem sudah ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di pinggiir Hebron, tiga bulan sejak mereka masuk Israel." tuka paman hulusi sambil duduk.

"Inna lillah." lirih Misbah.

"Kesimpulan yang masuk akal, kemungkinan besar, Aisha Hanem juga mengalami nasib yang tidak jauh berbeda," gumam Paman Hulusi. "maka saya tidak habis pikir, Hoca Fahri bisa bermesraan dengan nenek-nenek yahudi itu!" lanjut paman hulusi dengan sedikit keras.
Nafilata Primadia
Load comments