-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 80

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 80



Kampus The University of Edinburgh belum begitu ramai ketika Fahri memasuki ruang kerjanya. Namun, beberapa staf telah datang. Ia sempat berpapasan dengan Miss Rachel, dan sempat menanyakan apakah mahasiswa yang dibimbingnya akan datang? Miss Rachel menyampaikan bahwa mahasiswa itu memberi konfirmasi positif akan datang. Fahri sedikit berkerut ketika Miss Rachel memakai kata ganti "she" ketika menjelaskan tantang mahasiswa itu. Jadi dia perempuan, bukan lelaki? Jadi "Ju Se" itu nama perempuan. Sedikit ada penyesalan ketika ia tidak memeriksa dengan detail biodata mahasiswa itu. Ia hanya membaca proposal tesisnya saja. Ketika ia baca sudah masuk kriteria akademik dan ia rasa bisa membimbingnya maka ia terima. Dan sejak awal ia beranggapan bahwa "Ju Se" itu nama lelaki.

Maka ia terima. Ya meskipun ia tidak bisa pilah-pilih, laki-laki atau perempuan yang akan dibimbingnya. Tapi ia merasa lebih nyaman jika yang ia bimbing adalah mahasiswa laki-laki.

Begitu memasuki ruang kerjanya, Fahri langsung menyalakan laptopnya dan membaca berita terbaru hari itu. Berita tentang Indonesia tercinta. Berita timur tengah, juga berita dunia. Palestina selalu menjadi perhatiannya setelah Indonesia. Sebab di Palestinalah Aisha hilang, dan tidak diketahui kabarnya sampai sekarang.

Hal yang selalu membuatnya sedih ketika membaca Palestina adalah kenapa faksi-faksi yang ada di Palestina tidak juga bisa bersatu. Padahal musuk mereka jelas ada di de[an mata. Setiap hari ada saja korban yang menderita akibat ulah zionis israel. Yang anak kecil ditembaklah, yang rumah digusur, yang perempuan dipukuli pakai popor senjata, yang tahanan mati dalam penyiksaan, dan lain sebagainya. Namun penderitaan yang pedih itu tidak juga membuat faksi-faksi yang ada di Palestina bersatu padu melawan musuh bersama mereka.

Ia juga sedih menyaksikan dunia Arab yang retak-retak dan nyaris pecah. Al Quran dan hadits mereka hafal tapi persatuan sepertinya telah mereka jadikan musuh. Mereka seperti kembali ke zaman jahilliyah ketika suku-suku dan kabilah-kabilah tidak bisa bersatu. Apalah gunanya Al Quran dihafal, hadits ditakhrij sampai detail ketahuan shahih dhaifnya tapi ruh dan jiwa hadits itu tidak dihayati dan diamalkan?

Ia jadi teringat saat dulu ia pernah berdialog dengan seorang syaikh yang juga seorang guru besar ilmu ushul fiqh sebuah universitas terkemukan di kawasan teluk. Ketika itu syaikh itu diundang memberikan ceramah di masjid Freiburg Jerman. Sang Syaikh menyampaikan masalh-masalah sosial yang dihadapi dunia islam kontemporer. Seorang jamaah berwajah Arab dengan sangat menggebu-gebu memberikan tanggapan apa yang disampaikan syaikh dan dengan sangat simpel ia mengatakan "Semua itu solusinya adalah dengan menegakkan khilafah'."

Sang syaikh hanya tersenyum dan berkata, "Tanpa bermaksud meremehkan apa yang engkau katakan, tolong renungkan baik-baik! Bagaimana kalian akan menegakkan khilafah, sedangkan kalian menyatukan hari raya idul fitri saja tidak bisa!"


 Bersambung...
***



Nafilata Primadia
Load comments