-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 87

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 87
Cerbung Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 87
Cerbung Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 87


Mendekati kawasan Stoneyhill, mobil itu berpapasan dengan mobil VW tua. Mobil itu dikendarai seorang anak muda, dan tampak Keira duduk di sampingnya dengan muka berseri. Nyonya Janet melihat hal itu dan mengucapkan sumpah serapah.

"Dasar wanita jalang pemalas, Tidak mau kerja, maunya senang-senang! Awas kalau pulang nanti, aku buat perhitungan."

Nyonya Janet mengucapkan hal itu begitu saja.

"Sebaiknya Nyonya tidak mengucapkan kata-kata serapah seperti itu. Dan sebaiknya Nyonya lebih halus dalam mendidik anak remaja seperti Keira." Gumam Paman Hulusi.

"Tolong Diam! Tidak usah mengurusi urusan orang lain! Aku lebih tahu cara mendidik anak-anakku!"

"Maafkan kata-kata teman saya ini Nyonya kalau menyinggung perasaan Nyonya. Tapi percayalah dia orangnya baik dan maksudnya baik." Tukas Fahri pelan.

Beberapa jurus kemudian mobil itu sudah sampai di Stoneyhill Grove dan berhenti di depan garasi rumah Fahri. Jason berada di beranda rumahnya dan sangat kaget melihat mamanya keluar dari mobil Fahri. Nyonya Janet menyampaikan terima kasih atas tumpangannya. Fahri, Paman Hulusi, dan Misbah melangkah menuju pintu rumah. Namun mereka bisa mendengar kata-kata yang diucapkan Jason kepada mamanya.

"Apa yang mama lakukan? Bagaimana mungkin mama bisa satu mobil dengan para penjahat itu?!"

"Anak itu betul-betul kurang ajar Hoca1"

"Sudah biarkan saja Paman. Ayo masuk dan shalat magrib. Ini sudah maghrib. Kita doakan saja tetangga kita terbuka hatinya dan bisa bersikap lebih baik."

"Iya, Hoca."

11
ADA APA DENGAN KEIRA


Kebahagiaan itu hadir begitu saja menyusup ke dalam hatinya tatkala ia merasa Allah masih terus menyelimutinya dengan taufiq-Nya. Mampu melakukan amal baik sekecil apapun itu adalah taufiq dari Allah. Tanpa taufiq-Nya bahkan membaca basmalah pun ia tak akan mampu.

Ia merasa lega, malam itu ia telah menyelesaikan revisi proposal penelitian yang akan ia kerjakan bersama Prof. Stevens. Janjinya adalah mengirimkan revisi itu besok pagi pukul sepuluh. 

Tapi malam itu. tepat jam sebelas kurang sepuluh menit telah ia kirim ke alamat email Prof. Stevens dan ia kirimkan juga ke Prof. Charlotte.

Paman Hulusi dan Misbah sudah pulang dari rumah Tuan Taher, dan tampaknya mereka belum tidur. Namun, ia tidak ingin turun ke bawah. Sebab turun ke bawah berarti akan ikut ngobrol dengan mereka. Ia sedang tidak ingin ngobrol.

***
bersambung...
Nafilata Primadia
Load comments