-->
Nafilata Primadia

Kuliah di jurusan Ilmu Komputer, Mau jadi programmer?

Kuliah di jurusan Ilmu Komputer, Mau jadi programmer?
Ingin mendapatkan tool dan tutorial pemrograman gratis? Kunjungi Intel Developer Zone http://sh.teknojurnal.com/witidz


Steve Jobs Quote


Pertama kali saya menggunakan komputer itu adalah ketika saya kelas 4 SD. Saat itu saya bersama seorang teman saya, iseng main ke kantor bapak saya yang lokasinya masih satu desa dengan tempat tinggal saya. Saat mengintip ruang kerja bapak saya, saya di ajak untuk masuk oleh bapak saya. Kemudian bapak saya menyalakan komputer yang ada di meja kerjanya. Bapa saya membuka aplikasi untuk memutar lagu, dan beberapa saat kemudian terdengar lagu tenda biru. Saya hanya melihat animasi-animasi di aplikasi pemutar musik yang muncul di layar monitor. Saya juga 'terpesona' dengan lampu-lampu yang menyala dan berubah-ubah warna di pinggiran case CPUnya.


Saya benar-benar mengenal tentang penggunaan komputer tingkat dasar ketika SMP, lewat mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Diajarkan cara menghidupkan dan mematikan komputer, penggunaan aplikasi office, membuat e-mail, dll.

Saat pendaftaran perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN atau istilah lainnya jalur undangan, saya memilih jurusan Teknik Informatika Universitas Sriwijaya sebagai pilihan pertama. Dari jauh-jauh hari saya sudah mendiskusikan masalah jurusan kuliah yang akan diambil dengan orang tua saya. Tadinya orang tua saya menginginkan saya masuk ke fakultas keguruan, dan mengambil jurusan TIK, tapi tidak ada jurusan itu di kampus pilihan orang tua saya. Lagi pula, saya juga tidak begitu berminat untuk menjadi guru, saat itu. Hingga akhirnya orang tua saya, mengalah dan mengijinkan saya memilih jurusan selain keguruan, namun yang masih berhubungan dengan TIK. Menurut orang tua saya, terutama bapak saya, orang yang mengerti dan menguasai TIK itu bakal banyak dibutuhkan di masa yang akan datang. Semua instansi, perusahaan, organisasi, pasti akan berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Itu pendapat keren bapak saya.

Hingga akhirnya, tiba saatnya pengumuman kelulusan siswa yang diterima SNMPTN, teryata dari dua pilihan jurusan dan kampus yang saya daftarkan, tidak ada satupun yang menerima saya. Sedih, tentu saja.

Sekarang saya adalah mahasiswa semester 8 di jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung. Alhamdulillah, saya masih kuliah dijurusan yang sesuai dengan keinginan saat daftar SNMPTN. 

Seringkali kita mendapatkan cerita atau bahkan mendengar langsung cerita tentang mahasiswa-mahasiswa yang salah jurusan. Biasanya mereka berkata seperti itu karena banyak nilai yang jelek. Saya tidak mau mengatakan kalau saya salah jurusan, toh dari awal memang sudah kepengennya kuliah yang berhubungan sama TIK. Walaupun akhirnya, ekspektasi tak sesuai realita.

Sebenarnya saya gak terlalu ngerti, kalau di jurusan ilmu komputer itu apa sih yang dipelajari. Jujur saja, alasan saya memilih jurusan yang berhubungan dengan komputer tidak sekeren alasan bapak saya, saya memilih ini, karena saya merasa paling lama atau paling betah mengerjakan sesuatu di depan layar komputer yang sudah dilengkapi dengan fasilitas koneksi internet. Seperti yang dikatakan oleh sang bijak,
jika kamu melakukan pekerjaan yang membuatmu merasa senang dan menikmatinya, maka lanjutkanlah, that's your passion. 
Akhirnya saya turuti kata orang bijak itu. Padahal saat itu, yang saya lakukan di depan komputer adalah main game online, edit foto gak jelas, nulis curhatan di blog pribadi, main media sosial, baca-baca artikel dari blogger-blogger keren. Saya gak pernah benar-benar mendalami tentang dunia teknologi informasi dan komunikasi, apalagi masalah programming. Tentang SEO blog saja saya gak mudeng-mudeng.

Hingga akhirnya, setelah saya kuliah, menjadi mahasiswa baru di Jurusan Ilmu Komputer, saya gak ngerti tentang Algoritma Pemrograman. Salah satu mata kuliah wajib disemester satu, yang memang sangat-sangat penting untuk dipelajari. Sewaktu SMA, saya juga pernah belajar sedikiiit sekali tentang bahasa pemrograman C. Tapi itu benar-benar saya tidak tahu dasar-dasarnya.

Dulu saya sempat tertarik ingin ikut kelompok olimpiade komputer di sekolah. Tapi apalah daya, syarat utamanya adalah jago matematika. Anak-anak yang jago matematika di sekolah yang akan diutamakan untuk masuk kelompok olimpiade komputer. Saya yang ngerjain soal matematika masalah sin cos tan saja gak selesai-selasai kalau gak ada tutor sebaya, masa mau maksa ikut gabung tim olimpiade komputer.

Nah, ternyata benar saja, ilmu komputer itu banyak matematikanya juga. Ada kalkulus, matematika diskret, aljabar linier, metode numerik, logika, statistika, dan peluang. Haduh. Sudah dapat ditebak bagaimana nilai saya.


Kembali kemasa kuliah semester awal dengan mata kuliah Algoritma Pemrograman. Bahasa pemrograman yang pertama kali saya dapat di kampus adalah, bahasa  kalbu C++. Apa output pemrograman pertama kali yang dibuat? One and Only "Hello World". Selama kuliah, terdapat beberapa bahasa pemrograman yang diajarkan, yaitu C++, PBO (java), python, PHP, perl, dan saya lupa apalagi hehehe. Selanjutnya, semua bahasa pemrograman yang dipelajari diawali dengan hasil keluarannya adalah "Hello World".




Nilai matakuliah logika dasar, matematika diskret, aljabar linear, metode numerik, dan yang ilmu matematika lainnya yang berhubungan dengan Ilmu komputer saya dapatkan dengan nilai pas-pasan, ala kadarnya, tidak WAH. Pokoknya saya tetap gak mau dibilang salah jurusan walaupun nilai gak seberapa.

Selama kuliah, ada dua mata kuliah yang berstatus pengambilan kedua, yaitu matakuliah pemrograman terstruktur dan basis data. Bukannya tidak lulus, tapi nilainya tidak pantas dilihat, bagi saya. Akhirnya saya memutuskan untuk mengulangnya, dengan risiko, nilai belum tentu lebih bagus tapi mengorbankan matakuliah pilihan yang lainnya disemester 4. Jadwal kuliahnya mulai tidak sesuai dengan jadwal matakuliah wajib pengambilan pertama lainnya disemester 4. Untuk matakuliah basis data, angkatan saya hampir setengah kelas mengulang matakuliah ini. Bahkan untuk matakuliah ini, masih banyak juga kakak tingkat yang ikut mengulang. Wah, masalah mengelola database saja, hampir setengah angkatan mengulang, bagaimana database sistem yang dibangunnya (?)

Saya pernah membaca sebuah artikel yang berhubungan dengan ilmu-ilmu yang harus dikuasai kalau kita mau merasakan atmosfer kerja di kantor Google. Ternyata, ilmu-ilmu tersebut dibangku kuliah, saya dapatkan dengan nilai yang biasa saja. Kalau sudah begini, kadang saya menyalahkan beberapa dosen saya (salah satu bentuk pembelaan diri), yang saya rasa kurang baik dalam menyampaikan materi. Mungkin karena memang beliau lebih suka ngoding, jadi kadang sang dosen membuat contoh kode programnya keasyikan, baru mau menjelaskan maksud kode programnya, eh jam kuliahnya sudah habis. Disitu saya merasa bahagia , harus mencari sendiri penjelasan kelanjutannya.

Sebenarnya, saya lebih banyak mendapatkan tutorial tentang pemrograman dari grup-grup yang saya ikuti, forum atau situs yang memmbahas masalah pemrograman di internet ketimbang dari dosen. Karena dosen lebih sering memberikan kata kunci, kemudian kita sebagai mahasiswanya dituntut kreatif dengan mencari sendiri kelanjutannya. Untuk menyelesaikan poyek tugas kerja praktik saja, 95% saya dapatkan tutorial dan penjelasannya dari situs-situs di internet. Sampai beberapa kali saya mengajukan pertanyaan ke grup PHP indonesia, tidak ada yang menanggapi ternyata. Akhirnya saya cari dengan kata kunci seadanya. Lima persennya, saya minta bantuan teman saya. 

Kemudian, pernah juga mendapatkan tugas matakuliah datawarehouse. Dari awal pertemuan, sudah diberikan sebuah project untuk kelompok-kelompok yang sudah terbentuk. Setiap akhir pekan, saya ke kosan teman saya yang menurut saya jauh lebih paham masalah pemrograman. Saat steve jobs menyarankan setiap orang di negeranya untuk belajar pemrograman, apa dia juga mengingatkan kepada orang-orang terkait dampak yang ditimbulkan jika program yang dibuat error?

Bersamaan dengan dateline tugas datawarehouse di media sosial ramai postingan dan pembicaraan tentang DWP, sampai teman saya tanya, "DWP apaan Naf?", saya jawab saja "DataWarehouse's Project." Teman saya, malah percaya saja.

Diakhir presentasi progress untuk UAP matakuliah datawarehouse, laptop saya langsung berakhir masa hidupnya. Sepertinya laptop saya sudah terlalu lelah dengan pesan eror dan peringatan yang sering muncul saat saya mengerjakan tugas kuliah.

Beberapa kali saya merasa stres saat mengerjakan tugas pemrograman, lantaran program teman saya bisa dirunning di laptopnya, dan berhasil menampilkan output, giliran di laptop saya, yang ke luar pesan eror berbaris-baris. Ini terjadi berkali-kali. Dalam kondisi seperti ini, saya sering berpikir, apa masih mau menjadi seorang programmer?

Seorang programmer, menurut saya sangat dekat dengan stres. Kurang satu tanda (;) bisa memunculkan banyak pesan eror atau pesan peringatan. Kalian butuh dedikasi yang tinggi untuk menjadi seorang programmer yang mengerti 'how to program a computer'. Tidak bisa kalau cuma sekali belajar, mau jadi programmer handal. Mungkinkah semua orang mau menjadi Programmer?

Apakah programmer pria ditakdirkan lebih banyak dari wanita?

Saya saja heran, hampir disetiap ujian matakuliah, nilai tertinggi diraih oleh anak perempuan. Tapi dalam kenyataannya, yang lebih jago pemrogramannya adalah yang laki-laki. Kalau kata teman saya, "Anak cowok mah enak, mau begadang sampai pagi belajar coding, pagi-paginya emaknya gak ribut nyuruh nyapu, ngepel, gak perlu dandan rapi-rapi banget buat berangkat ke kampus. Lah kite (perempuan) kesiangan dikit aja, bisa satu kampung tau ceritanya."

Kalau membahas gender dalam jurusan kuliah dan dunia kerja, memang pria masih mendominasi. Di jurusan saya, jumlah dosen pengajar pria juga lebih banyak dari ibu-ibu dosennya, 70:30. Kalau untuk mahasiswanya, 60:40. Mungkin karena jurusan ilmu komputer di kampus saya ini berada di bawah fakultas MIPA, jadi masih banyak siswi yang tertarik masuk jurusan ini. Mungkin kalau berada di bawah teknik, bisa beda  lagi perbandingan jumlah mahasiswa dan mahasiswinya.

Saya selalu merasa kagum dengan wanita-wanita yang jago coding, mengerti masalah jaringan komputer, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam grup OpenWrt Indonesia yang sedang aktif saya ikuti saat ini, salah seorang adminnya juga seorang perempuan. Kalau di grup ada anggota perempuan yang rajin komentar atau posting pertanyaan, saya suka kepoin. Agar menambah semangat saya untuk tetap mau belajar lagi dan lagi. Karena mengetahui dan memahami tentang teknologi informasi dan komunikasi itu memang sangat penting dizaman serba cepat ini. Sekarang anak kecil saja sudah tidak susah untuk mempelajari masalah teknologi informasi dan komunikasi. Seorang anak perempuan berumur 7 tahun bermodalkan tutorial yang didapatkan diinternet saja berhasil membobol password wifi dalam waktu kurang dari 11 menit. Kalau gadis kecil ini saja bisa, masa yang gede gak mau mencoba, agar bisa? Mau jadi programmer? Rajin-rajinlah berlatih.




Berikut ini adalah salah satu video tentang pendapat orang-orang keren nan hebat tentang pemrograman, yang saya temukan disaat sedang lelah mengerjakan tugas kuliah, tahun lalu.




Perempuan-perempuan kini sudah banyak yang berada di posisi-posisi penting dalam perkembangan dan pengembangan teknologi informasi. Ada beberapa perempuan yang di wawancarai dalam video tersebut, yaitu Elena (CREATED clothia.com), Ruchi (Facebook's FIRST FEMALE ENGINEER, now VP @ DROPBOX), ada satu lagi lupa namanya. Dari Indonesia juga sudah mulai banyak kok, perempuan-perempuan yang terjun ke dunia teknologi informasi. Mereka semua tetap cantik menawan. Tidak terlihat efek begadang di wajah mereka. Ini pertanda mereka sangat keren. Saya saja kalau mengerjakan tugas kuliah, begadang dua malam, besoknya langsung dikomentarin mata panda. Menurut saya, adalah suatu hal yang membanggakan bagi seorang anak, yang orang tuanya apalagi ibunya jago pemrograman, tahu dan paham masalah teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Mau jadi ibu-ibu programmer

Facebook's First Female Engineer
Ruchi, Facebook's First Female Engineer

Elena, clothia.com


Karena saya berasal dari desa (tinggal di desa) kebanyakan tetangga saya, kalau tanya 'kuliahnya apa?', saya jawab saja 'komputer', mereka menganggap saya mengerti cara memperbaiki komputer, flashdrive, dan printer yang rusak. Pokoknya, menurut mereka, karena kuliahnya dijurusan yang ada kata komputernya, ya pasti tahu segala sesuatu yang berurusan dengan komputer. Saya jarang memberikan jawaban 'ilmu komputer' kepada orang-orang yang lebih tua saat mereka menanyakan jurusan kuliah saya. Saya pernah ditanyai terkait apa bedanya ilmu komputer dengan teknik informatika, sistem informasi, manajemen informatika, teknik komputer. Apa jawaban saya? Saya jawab saja 'Beda jurusannya'. Memang sangat-sangat tidak menunjukkan jawaban yang akademis hehehe


Saat pengenalan jurusan mahasiswa baru, ada seorang alumni yang memberikan pertanyaan kepada saya, dan beberapa teman saya, yaitu 'Kenapa kamu kuliah di jurusan ini?', saya jawab saja, 'Karena kata bapak saya, saya bisa menguasai dunia kalau saya tahu dan paham tentang ilmu komputer.' Dalam hati sudah menebak pasti disalahin jawab ini. Benar saja, kakak alumni yang bertanya bersama beberapa alumni yang ada di depan saya menertawakan jawaban saya.

Salah satu prestasi yang bisa  saya banggakan selama menjadi mahasiswa ilmu komputer adalah, tim saya berhasil lolos pengajuan proposal PKM-Karsa Cipta. Di mana saya dan teman-teman mengajukan sebuah aplikasi permainan alat musik tradisional Lampung. Melalui PKM ini saya merasa, kalau jadi pemberi ide dan bisa mengeksekusinya, banyak sekali keuntungannya.

Mungkinkah saya akan menjadi seorang Programmer setelah tambahan gelar di belakang nama? Saya berharap, saya tidak akan melenceng jauh dari kodrat seorang mahasiswa Ilmu Komputer. Masih terbayang, susah payahnya kuliah. Kalau setelah lulus kuliah, ilmunya tidak diterapkan dan ditambahkan pemahamannya, saya merasa telah membuang uang orang tua saya begitu saja. Mau jadi programmer?

***




sumber gambar diambil dari pencarian di google dan screenshot video dari youtube
Nafilata Primadia
Load comments