-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 89

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 89
Cerbung Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 89
Cerbung Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 89



"Kali ini akan ketahuan siapa pelakunya. Tapi aku sangat yakin pasti pelakunya bocah nakal itu. Tak ada yang lain." Gumam Paman Hulusi geram sambil menghapus tulisan itu dengan tissu.

"Mau kita periksa sekarang Mas rekaman CCTVnya?" tanya Misbah.

"Tidak usah, nanti saja. Ayo kita ke masjid. Jangan sampai kita ketinggalan jamaah karena meributkan hal kecil seperti itu."

Mereka bertiga lalu masuk ke dalam mobil dan meluncur ke Masjid Pusat Edinburgh. Di masjid mereka berjumpa dengan Tuan Taher. Usai shalat subuh Fahri minta maaf tidak bisa memenuhi undangan makan malam. Tuan Taher justru merasa bersalah karena undangannya terlalu mendadak.

Mereka bertiga pagi itu tidak iktikaf. Selesai shalat dan dzikir, mereka kembali ke Stoneyhill Grove. Paman Hulusi sangat penasaran ingin tahu siapa pelakunya. Meskipun ia sangat yakin pelakunya adalah Jaosn, tetapi ia ingin mendapatkan bukti nyatanya.

Paman Hulusi langsung menuju kamarnya diikuti Fahri dan Misbah. Mereka memutar rekaman CCTB dan melihatnya di layar monitor yang ada di kamar Paman Hulusi. Mereka terhenyak kaget ketika melihat pelaku vandalisme yang terus menghina mereka sebagai muslim. Ternyata bukan Jason. Pelakunya justru adalah Keira.

"Tidak bisa dipercaya kalau pelakunya adalah gadis itu. Kenapa bukan Jason?" Komentar Paman Hulusi.

"Tolong putar sekali lagi Paman Hulusi."

Paman Hulusi memutar ulang bagian Keira membuat tulisan di kaca depan mobil Fahri dengan spidol whiteboard. Gadis itu sama sekali tidak menyadari ada tiga kamera yang menangkap aksinya. Salah satunya adalah kamera yang terpasang di dalam mobil. Gadis itu masih memakai tas saat melakukan aksinya itu. Kemungkinan adalah saat dia pulang setelah kencan dengan James. CCTB menunjukkan waktu aksi itu dilakukan, pukul setengah dua, dini hari.

"Wajahnya cantik, tapi hatinya penuh kebencian. Dasar gadis celaka!" Desis Paman Hulusi.

"Jangan mengumpat begitu Paman! Kita belum tahu apa yang menjadi sebab Keira sampai sedemikian membenci kita. Apakah kita punya salah kepadanya? Apakah karena informasi tidak benar yang ia terima tentang islam dan umat islam? Kebencian itu tidak perlu kita sikapi dengan kebencian yang sama. Kita harus tunjukkan dengan bukti nyata, bahwa kita jauh dari yang dia sangka."

"Iya Hoca. Saya sepakat kita tidak membalasnya dengan kebencian. Tapi tidak salah juga jika kita laporkan secara hukum, kita pakai jalur hukum. Kita punya bukti kuat. Itu agar dijadikan pelajaran bagi gadis itu, juga bagi siapa saja agar tidak seenaknya melakukan tindakan yang menyakiti orang lain."

"Itu tidak salah pama, Tapi, saya punya cara lain. Sudahlah, untuk urusan Jason dan Keira, biar saya yang urus. Paman bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa. Ikuti dan patuhi apa yang saya perintahkan. Jika saya tidak memerintahkan apa-apa, paman jangan bertindak sendiri."


***
bersambung...
Nafilata Primadia
Load comments