-->
Nafilata Primadia

Teman Baru, Keluarga Baru

Teman Baru, Keluarga Baru

Teman Baru, Keluarga Baru


Bertemu dengan orang-orang baru, saling berkenalan, dan membuat sebuah hubungan. Kondisi tersebut akan dilalui oleh setiap orang. Rumah Inggris Lampung adalah keluarga baru yang kesekian yang saya temukan dan dapatkan. Bertemu dengan orang-orang baru, lingkungan, dan suasana baru.
Saat SMA, saya menghabiskan waktu sekitar 10 jam/hari, 6 hari dalam seminggu bersama teman-teman seperjuangan. Kelas kami hanya diisi oleh 19 manusia, dengan berbagai sifat dan kebiasaan yang istimewa.

Mungkin karena tugas fisika yang tak pernah usai jumlahnya yang sedikit, jadi kami lebih mudah membaur satu sama lain. Kemudian, saat kuliah, tepatnya saat KKN saya temukan lagi keluarga baru dengan anggota utama terdiri dari 7 orang manusia yang juga memiliki sifat dan kebiasaan berbeda.

Selama 60 hari tinggal bersama di kampung orang, menjadikan kami sebagai keluarga baru. Seolah kami adalah anak rantau yang berasal dari kampung  yang sama.

Ada hal lucu menurut saya saat upacara 17 Agustus. Mahasiswa KKN yang berada di kecamatan yang dekat dengan pusat pemerintahan, diharuskan menghadiri upacara di pelataran kantor bupati Tulang Bawang Barat. 

Lapangan kantor bupati tak ubahnya menjadi tempat silaturahmi antar mahasiswa. Yang tadinya tak pernah bertegur sapa di kampus, tiba-tiba di sana saling sapa, dan sibuk mengadakan wefie.

Padahal sewaktu dikampus, jangankan mau wefie, ngobrol aja belum tentu gaes. Suasananya benar-benar rasa lebaran. Saling menyapa, bersalaman, bertanya kabar. Ah, padahal baru 2 minggu. 

Sepulang dari upacara, saya menggosip bersama teman KKN saya terkait 'keakraban' para mahasiswa KKN. Dia pun mengatakan 'Iya. Gua aja kalo di kampus jarang banget kok ngobrol sama dia. Lah tadi pas ketemu jadi berasa akrab banget gitu.'

Ah, jadi rindu segala kenangan semasa KKN dan SMA. Begitu banyak cerita memalukan di sana. 

Dan sekarang saya sedang berada di tengah-tengah keluarga baru saya, Rumah Inggris Lampung Palapa. Selama 24 jam di sini, dari Senin sampai Jumat.

Sudah beberapa kali saya selalu melewatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris saya. Akhirnya saya memilih Rumah Inggris sebagai tempat untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris saya.

Tadinya saya juga berminat untuk ke Kampung Inggris di Pare. Tapi biayanya belum mencukupi untuk ke sana. Tak enak hati saya meminta duit terus ke orang tua saya, karena saya sudah melewati jatah masa kuliah sebanyak 1 semester. 

Saya ajak dua teman pejuang skripsi untuk daftar ke Rumah Inggris. Tapi dua-duanya menolak, dengan alasan malu. Bagaiman mau mengerti, kalau terus-terusan malu. Yakan?

Beberapa dari kita pasti ada yang merasa kurang pede ketika masuk lingkungan baru tanpa didampingi orang yang dikenal. Tapi kita perlu melakukan hal itu. Karena disitulah kita akan kembali belajar bersosialisasi.

Akhirnya saya malah bersyukur, saya datang ke Rumi tidak bersama teman dekat saya. Jadi saya 'terpaksa' mencari teman baru untuk menjadi teman dekat disini wkwkwkw.

Saya mendaftarkan diri untuk program asrama selama satu bulan di Rumah Inggris. Mau daftar tiga bulan, kata ibu saya kelamaan. Kapan mau cari kerjanya :D

Rumah Inggris merupakan tempat belajar bahasa inggris yang berada di daerah Lampung. Saat ini Rumah Inggris sudah memiliki dua asrama. Teringat akan nama suatu tempat belajar bahasa inggris yang lain?

Ya, Rumah Inggris sendiri memang mengadopsi sistem yang ada di Kampung Inggris. Pendirinya merupakan alumni dan pernah menjadi tutor juga di Kampung Inggris.

Dengan keinginan untuk menjadikan anak-anak daerah Lampung juga jago bahasa inggris, akhirnya terlahirlah Rumah Inggris.

Saya memilih asrama yang baru, di daerah Palapa. Angkatan pertama yang mengambil program asrama terdiri dari 18 orang. Anggota baru terdiri dari beberapa latar belakang. Sebagian besar adalah mahasiswa. Sisanya ada seorang guru, dan seorang pelajar yang masih SMP--the youngest sister in Rumi II.  

Asrama Rumi memiliki fasilitas yang sangat menunjang untuk kehidupan yang lebih baik 😎. Tempat tinggalnya nyaman. Sangat nyaman malah, apalagi dibandingkan dengan kosan lama yang ada disebrang rel sana *iyalah*.

Tempatnya bersih, lapang, air lancar, listrik ok, dan free WiFi 24 jam nonstop (kecuali kalau mati lamfu). Maka nikmat Tuhan mana lagi yang hendak engkau dustakan wahai anak muda.


oo00oo

Oh ya saya mau cerita sedikit (tapi biasanya banyak) tentang pertama kalinya saya datang ke rumah inggris, yaitu pada 28 Februari.
Program asrama di Rumi II dimulai dari 1 Maret. Saya melakukan pendaftaran via online. Setelah itu saya melakukan konfirmasi ke Admin Rumi. Katanya, pemberitahuan terkait kapan member harus datang ke asrama akan dikabari lewat SMS.

Setelah menunggu cukup lama, sampai tanggal 27 Februari, saya tak kunjung mendapatkan pemberitahuan dari Rumi. Saya mulai khawatir, jangan-jangan pendaftaran online saya, datanya gak masuk lagi wkwkwk.

Soalnya gak ada konfirmasi juga kalau data saya sudah diterima. Admin cuman tanya 'Sudah daftar via online kan?' Ya, tentu saja sudah dong.

Karena masih tanggal 27, jadi saya pikir mungkin besok (28 Februari) baru dikabarin. Hingga akhirnya ketika saya membuka facebook, entah darimana asalahnya munculah status dari Founder Rumi Lampung (Mr. Novriadi) di beranda.

Statusnya berisi tentang pemberitahuan untuk member baru agar datang ke asrama pada tanggal 28 Februari, paling lambat siang sudah ada di sana. Member harus melakukan konfirmasi ke nomor yang dicantumkan.

Setelah membaca pemberitahuan itu, saya langsung mengirim chat ke Admin. Jangankan dibalas, di read aja kagak. Makin saya kepikiran pendaftaran onlinenya gak diperiksa ulang.

Akhirnya saya tambahkan akun Mr.Novriadi sebagai teman, kemudian saya mengomentari statusnya, menanyakan kenapa saya enggak dapat pemberitahuannya? Padahal saya udah daftar juga?
Kenapa Mr.  K E N A P A
Semua nomor admin saya hubungi. Pin BBM saya invite tapi tak kunjung di accept. Pesan WA gak juga dibaca-baca. Eh giliran dibaca, semuanya balesin dengan format pesan yang sama πŸ˜‚. 

Singkat cerita akhirnya saya memutuskan untuk datang ke Rumi di siang itu, sekalian setelah solat zuhur, sekitar pukul setengah satu. Saya hanya membawa beberapa helai baju dan perelengkapan pribadi lainnya. Kan belum tahu programnya bagaimana.

Sepanjang jalan saya sudah menduga bahwa saya yang paling telat. Karena  biasanya, kalau ada janjian saya sering jadi orang yang paling telat 😁.

Belum sampai Rumah Inggris, saya sudah diguyur hujan duluan. Kalau ada Qonitati sama Riska pasti mereka bakal bilang 'Hmmm, ujan. Ada Nafi dateng sih.' Ya, mereka sering ngatain saya sebagai pembawa hujan πŸ˜—

Ternyata eh ternyata, saat sampai di Rumi...belum ada member baru yang datang. Yang ada hanyalah tutor yang masih sibuk bersih-bersih. Meskipun ada seorang tutor yang saya kenal--teman satu UKM saat kuliah--tetap saja saya  merasa canggung.

Duh. Mereka pada bersih-bersih, and ai cuman liatin mereka. Beberapa orang datang menanyakan nama dan asal. Eh, kayaknya semua orang nanyain hal yang sama deh tiap ketemu.

Tentu saja mereka bertanya menggunakan bahasa inggres. Saya mah jawab menggunakan bahasa indonesia aja dulu. Member baru ini wkwkwk. 

Saya menunggu member yang lain sampai pukul 4 sore. So long. Sampe saya kelaparan dan kehausan. Sialan-sialan-sialan. Kapan yang lain pada dateng? Sebenernya disuruh datang jam berapa sih?😑

Meskipun harus menahan lapar sampai malam, akhirnya saya mendapat privillege untuk memilih kamar. Saya pilih kamar utama. Ruangannya paling luas dan kamar mandi ada di dalam. Daaan disebelahnya ada router wifinya 😎

oo00oo

Roomate saya adalah Ms.Ulfah (tutor), Ms.Eka, Ms.Nengah, Ms.Luthfi.

Awal bertemu dengan Ms. Eka dan Ms.Luthfi, saya kira kita satu angkatan 😁. Ternyata mereka adik-adik tingkat. Mereka juga berasalah dari Universitas Lampung.

Kami mengobrol masalah aturan di Rumah Inggris yang mewajibkan semua penghuninya menggunakan bahasa inggris. Mereka sempat khawatir, merasa paling gak ngerti kalau diajak ngobrol menggunakan bahasa inggris.
 
Kalau sama Nengah sih sudah tau. Dia temen SMA--teman kuliah saya. Jadi saya ikutan kenal deh.

Beberapa hari kemudian dilakukan pertukaran member. Karena Ms. Eka dan Ms.Luthfi adalah teman dekat, jadi mereka harus dipisahkan :D. Ms.Eka dihempas, Ms.Rika pun datang menggantikan.

Malam pertama di rumah inggris langsung disambut mati lamfu. Fyuh. Jadinya malam perkenalannya dalam gelap dengan sedikit cahaya dari handphone yang malah membuat suasana remang-remang.

Lihat muka jelas aja belum tentu bisa langsung inget, apalagi ini, kenalan digelap gulita. Ya wasalam. Lupa nama, lupa muka.

Alhamdulillah, sekitar pukul 9 malam, listrik menyala. Hampir semua penghuni sibuk cari makan ke luar.

Kondisi Kamar.

Kamar yang saya tempati adalah yang paling luas. Penghuninya juga paling banyak. Yang lain 3/4 orang. Di ruangan saya isi berlima, dengan kasur 4. Tiada bantal tiada guling.

Jadi di malam pertama, kami tidur rata.

Dua kasur yang masih baru belum boleh dibuka plastiknya sama Ms. Ulfa. Karena belum ada alas karpetnya. Dikhawatirkan kotor. Kasurnya berasa balok. Persegi panjang dan keras πŸ˜…. Kalau dibuat tidur, lengket. Belum ada sepreinya juga πŸ˜‚

Malam pertama, horden belum dipasang. Colokan listrik hanya ada satu. Belum ada yang bawa terminal. Tersedia satu lemari plastik dengan 5 laci. Gak muat sih.

Apalagi setelah Ms.Ulfa memboyong semua peralatan pribadinya. Berasa pindahan rumah. Jadi banyak baju yang bertebaran di luar juga. 

Beberapa hari kemudian, Ms. Ulfa memasang gantungan baju dan juga horden.

Dua hari kemudian                                                                                

First Batch of Rumah Inggris Palapa | Rumah Inggris

Hanya dalam waktu dua hari, kami sudah mulai saling mengenal antar anggota. Kami sudah mulai merasakan kedekatan sebagai seorang keluarga. Dan kami sudah mendapatkan hutang 20 POIN. 

Kondisi ini lebih cepat dari yang saya duga. Bahkan lebih cepat dibandingkan proses pendekatan saat KKN. Sewaktu KKN kami butuh waktu seminggu untuk benar-benar saling menunjukkan boroknya untuk mulai dekat satu sama lain😁



Hanya dalam waktu dua hari akhirnya kami menjadi keluarga baru yang bahagia. Saya sudah mulai hafal nama dan wajah dari penghuni Rumi.


Ada Ms.Ulfa yang selalu nyuruh cepetan keluar dari kamar mandi. Ms. Ulfa selalu minta kipas angin setiap malam. Memang di Rumi kalau malam panas sih. Suara Ms.Ulfa khas banget. Serak-serak mbleber. Kalau lagi ngomong in english, rasa aksen British.

Ms.Riyani our mommy. Tutor yang bertugas untuk membangunkan anak-anak asrama. Perawakannya agak tomboy. Dia juga tutor di morning class. 

Mr.Aldino tutor TOEFL class yang selalu memberikan punishment kepada member yang mendapatkan nilai terendah dan tertinggi.

Mr. Desman partner Ms.Riani untuk membangunkan member Rumi, dan juga ngingetin pengajian setiap malam Jumat.

Ms.Bonbon awalanya partner Mr.Taqim di speaking class-tapi sekarang mereka sudah dipisahkan oleh jarak dan waktu. Ms. Bonbon beralih membuat duet baru bersama Ms. Intan.

Ms.Anis petugas frontoffice. Kayaknya doi deh yang balesin chat saya waktu tanya-tanya soal Rumi. Pertama liat Ms.Anis, saya teringat seorang teman. Wajahnya lumayan mirip. Bulat-bulat berisi.

Ms.Intan the new partner of Ms.Bonbon in speaking class. Ms. Intan dan Ms.Bonbon adalah tutor yang gak stay di Rumi. Jadi kami gak pernah merasakan ngobrol cantik di  malam hari.

Ms.Vita tutor yang datang dan pergi oh begitu saja. Ternyata Ms.Vita kakaknya teman SMP saya. Setelah dilihat-lihat memang mirip sih. Dan ternyata, saya pernah stalking IG dia. πŸ˜”

Mr.Taqim, tutor pronunciation class--tutor yang selalu melimpahkan kesalahan 'muridnya' kepada dirinya sendiri. Entah kenapa, susah amat sih ngucapin pronunciation. Pasti salah. Belum pernah ada member yang bener.

Mr.Syaiful tutor TOEFL yang kadang menggantikan Mr.Al. Dia banyak kelas untuk anak regularnya. Beberapa member lebih suka Mr Ipul dibanding Mr Al kalau lagi ngajar. Wkwkwkwk ✌


Ms.Dwi, malam pertama di Rumi pake baju KKN. Khas banget. Meskipun dalam cahaya remang-remang, tapi kudapat mengenali baju itu. Hahaha. Dia duduk disebelah saya waktu malam perkenalan. Dia juga  yang menemani saya makan malam di luar. :D.

Ms.Ais yang sebenernya seumuran, tapi dia maunya dibilang lebih muda -_-. Awal liat Ms. Air di ruangannya, saya gak ciren kalau dia adalah orang yang saya tau.

Pas ketemu ditempat jemur pakaian, baru saya tegur dia. Tapi dia gak kenal saya πŸ˜‚

Ms.Nawal the youngest member in Rumi, sangat pendiam. Kalau ditanya, jawabannya selalu sama. Senyum sampai gigi gingsulnya muncul. Ms.Uli ibu guru yang pernah merasa terlalu lelah untuk melanjutkan berada di Rumi. Tapi masih bisa bertahan sampai sekarang.

Ms.Rika member yang pernah traveling keluar negri sendirian, dan setelah program ini usai, dia mau halan-halan lagi ke Malaysia, Jeju, dan Hong Kong :').  Dia juga punya usaha Laundry, yang dua tahun lalu sering saya lewati di daerah Kopi.

Ms.Luthfi yang paham masalah tenses dan grammar, gak kayak ai yang males banget kalo udah urusan tenses, dia nih inceran Mr.Fauzan. Ms. Luthfi kalau ngomong in english khas banget. Ada tambahan 'yaaaa'.

Ms.Nengah yang super ekspresif, kadang lu akan ngerasa berisik kalau ada dia, Wkwkwkw. Semangat belajarnya tinggi. Dia bestfriendnya Mr, Al.

Mr.Iyan yang sering gagal menebak dialog dalam listening TOEFL meskipun sudah berada paling dekat dengan speaker. Mr.Iim the youngest brother in Rumi II, best partnernya Mr.Fauzan. Kalo denger Mr.Iim ngomong pasti kalian akan ngira dia abis mabok hehehe ^^.

Mr.Ilham, member yang paling alim. Waktu malam evaluasi dia pernah curhat kalau di Rumi ini, dia jadi belajar bagaimana harus berinteraksi dengan cewek, soalnya ditempat dia menuntut ilmu sebelumnya gak begini.

Mr.Doby yang pernah dapet poin terbanyak :D, Mr.Rasyid member yang pendiam tapi temenannya sama Mr.Iyan. Mr.Roy, cowok alim lainnya. Aktivitasnya padet banget. Kerjaannya banyak, mulai dari ngajar privat, sampe juaaln ceker mercon.

Mr.Rahmat mahasiswa hukum yang sibuk juga nih di kampus. Semenjak masuk kuliah dia jarang gabung kelas. And Mr.Ahyar, member yang datengnya telat, karena rumahnya jauh di Krui :D.

Kadang-kadang ada Mr.Novri dan Mr.Ahmad.
(Saya selalu merasa waspada alias tertekan kalau ada Mr.Novri wkwkwk)


Di manapun, dalam suatu kelompok pasti kan kaudapati anggota yang Alim dan juga yang begajulan, urakan. Yah, begitu juga di Rumi II. Ada yang alim, ada yang hiperaktif. Itulah keluarga, saling melengkapi.

Sekali dalam sepekan diadakan free class di Kafe Warung Nongkrong. Kelas tersebut bertujuan untuk melatih anggota Rumi berani berbicara bahasa inggris ditempat umum. Saya juga sudah mencoba lho, memperkenalkan diri di atas stage Warung Nongkrong. Yah meskipun gak sampai satu menit, tapi itu pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Pengalaman yang bisa saya sombongkan ke Qonitati dan Riska :p. Terimakasih Rumi.

Oh ya, saya termasuk member Loser di Rumi. Karena saya sering kalah juga kalau main game. The Most Loser nya ada Ms.Riyani hahaha

Loser Squad :p


Dalam sehari saya pernah dapat 3 hukuman karena kalah main game. Saya jadi makin alay ternyata di sini. Padahal saya ingin membangun citra sebagai seorang perempuan alim, pendiam, dan rajin. Ternyata misi Failed. Wkwkwkw gagal sudah pencitraannya.


Diet Terpaksa                                                                                        

Sebelum adanya program katering, member Rumi harus sering kelaparan. Karena males mau cari makan keluar. Sudah tak bertenaga lagi untuk jalan wkwkwk. Alhasil harus Diet terpaksa. Rasa-rasanya sih berat badan saya turun lho ya. Terima kasih Rumi u,u

Tapi setelah ada katering untuk sarapan dan makan siang, ternyata tetap saja, banyak member yang masih kelaparan saat malam datang. Biaya cateringnya untuk dua kali makan kita hanya mengeluarkan bujet 50k.

Jangan ditanya seberapa porsinya, apa lauknya lah ya. You know that so well lah. Wk Tapi lumayanlah buat ganjel perut. Biar gak kempes-kempes amat. Biar gak dikira disiksa pas pulang ke rumah.

Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan KKN. Waktu KKN, kalau pulang ke rumah pasti langsung tertuduh BANYAK MAKAN, TIDUR, dan GAK PERNAH KERJA. Karena 9 dari 8 mahasiswa KKN, saat pulang ke rumah akan diprotes badannya mbleber wkwkwk.

Hanya dua kali saja di Rumi diadakan masak sendiri. Yang pertama, kami makan bersama beralaskan kertas nasi yang ditaroh di lantai. Lauknya sederhana. Sayur tegg plant, sambel jeroan, dan sayur sawi putih. Rasanya? Just so so (sorry Ms. Ulfa and Ms. Riyani :D)

Tapi karena udah laper banget dan makannya juga bareng-bareng ya abis aja itu semua nasi beserta lauknya. Yang kedua kali, lauknya adalah sayur kangkung, dan saya lupa apalagi. Tapi kali ini gak makan bersama beralaskan kertas nasi. Kami makan menggunakan piring masing-masing. 





Karena dirasa jadwal kelas yang terlalu padat, agenda masak sendiri pun dibatalkan. Dan digantilah dengan pesen catering itu gaes.

Kadang kan kami dapati galon yang kosong dimalam hari. Sehingga kami harus menahan haus sampai pagi hari. Sehari ternyata butuh 2 galon untuk penghuni Rumi. 


Malam Evaluasi, malamnya Baperan

Nah ini, agenda yang harus ada tapi kadang bikin males.
Malam evaluasi dilakukan setiap malam Jumat, tepatnya setelah agenda yasinan. Kami akan saling memberikan masukan terkait kegiatan dari Senin-Kamis. Kemudian menyampaikan keluh kesah, yang kadang malah jadi kesuh. Wk.

Tapi ya begitulah. Dalam keluarga tak melulu bahagia kan? Pasti ada konfliknya. Tapi Alhamdulillah, gak ada yang sampe diem-dieman lho. Berarti udah pada dewasa ya. Hmmm bagus. 

Ah saya merasa sangat beruntung sekali berada disini, bertemu dengan orang-orang yang ada Rumi. Rumi Kedaton ataupun Rumi Arum. Semoga hubungan baik yang sudah terbentuk ini tetap bisa berlanjut sampai lama.

Say "Ice Creaaaammm"


Let us take a (blur) WeFie

*Lah, kenapa nulis ceritanya gak pake bahasa inggris? kan di Rumi pake bahasa inggris? :D
Nafilata Primadia
Load comments