-->
Nafilata Primadia

Beach Time! Sari Ringgung ke Kelara

Beach Time! Sari Ringgung ke Kelara
Vacation Time | Sumber: shopbarefootbelle.files.wordpress.com



It was a great day.
We have discussed about this vacation with much emotional, because there were many mouths and willing. But there was no quite money. Wkwkwk

Ada beberapa pilihan tujuan wisata, yaitu Pantai Mutun, Pantai Embe, dan Pantai Sari Ringgung. Hasil voting akhir dimenangkan oleh tim #SariRinggung

Setelah fix dengan tempat tujuan, selanjutnya adalah masalah iuran. Berapa biaya yang harus dikeluarkan? Setelah dihitung-dihitung dengan sedemikian ngiritnya, diperoleh angka 15 ribu rupiah. Itu biaya cuman buat makan. Tidak termasuk biaya tiket masuk dan segala macam makanan ringan.

Selasa pagi datang. Tiba waktunya untuk bertamasya. Beach. Beach.
Rencana awalnya sih berangkat tepat setelah subuh. Supaya terhindar dari panas, dan rencananya kita mau balik sebelum zuhur. Jadi bisa agak lama di pantainya.

Kenyataannya, sampai pukul 6 beberapa diantara kami masih sibuk mempersiapkan diri. Sedangkan di luar, cuaca terlihat mendung. Sempat khawatir bakal hujan juga. Bisa makin molor acaranya.
Perlengkapan siap, kendaraan siap. Jiwa dan raga siap. Siap untuk berangkat. Semuanya berangkat menggunakan kendaraan roda dua. Saya nebengin Mr.Ahyar, tapi dia yang ngebonceng.




Sebelum berangkat, saya dan Mr. Ahyar memutuskan untuk beli nasi uduk dulu. Karena konsumsi yang disediakan oleh panitia kan cuman satu, tapi kita udah laper duluan nih. Daripada kehempas angin laut langsung ilang, mending sarapan dulu.

Kami ke luar, menunggu di depan gerbang asrama. Di sana ada Mr. Desman yang gak bisa ikut karena ada sanak saudara yang mau datang menjenguk. Sebenernya kami takut juga ketinggalan, makanya kami menunggu di luar gerbang. Tapi, Mr. Desman manyarankan kepada saya dan Mr. Ahyar, untuk beli aja dulu nasi uduknya, nanti dia sampaein keteman-teman yang lain.

Oke, akhirnya kami meluncur beli nasi uduk, yang tempatnya tidak jauh dari Asrama Rumah Inggris. Sebenarnya gak terlalu lama sih, tapi pas balik ke asrama, lah rombongannya udah pada berangkat duluan. Yasudah. Kami nyusul saja. Toh kami juga sudah tau arah dan tujuannya.
Mr Ahyar gak ngebut sih mengendarai motornya. Makanya saya geregetan juga. Kami sudah ketinggalan jauh sama rombongan yang lain.

Sampai di daerah Cut Nyak Dien, tak juga terlihat rombongan teman-teman yang lain. Wah, kami pikir ngebut juga ya mereka. Sampai tertinggal begitu jauh. Akhirnya kita lanjut ajalah. Mungkin rombongan yang lain memang ngebut.

Sampai di daerah sebelum  Pantai Sari Ringgung, saya minta Mr.Ahyar untuk berhenti di Alfamart, mau beli beberapa makanan ringan. Kan gak enak kalau ke pantai cuman nyemilin nasi bungkus sama pasir putih.

Sncak make you happy

Dari jauh terlihat beberapa lelaki berbadan tegap besar berdiri di pelataran Alfamart. Kami curiga kalau mereka adalah komplotan siluman parkir, yang tiba-tiba minta duit pas pembeli mau pergi.

Demi menghindari hal yang tidak diinginkan, Mr.Ahyar gak ikut turun dan masuk. Dia bawa motornya berhenti di luar di areal Alfamart. Eman-eman kalau bayar parkir.

Setelah beli beberapa cemilan cepuluh cebelas, kami melanjutkan perjalanan yang sudah tidak jauh lagi.

Sebenernya kami masih penasaran. Masa iya dari sekian banyak anak di rombongan pertama gak ada yang ketinggalan di belakang sih. Sebegitu kompaknya kah mereka.
Pantai Sari Ringgung termasuk wisata yang baru dikembangkan. Akses menuju ke sana gampang kok. Ada papan nama besar sebagai petunjuknya disebelah kiri jalan dari arah Bandarlampung.


Kami masih berhusnudzon kalau rombongan yang lain audah sampe duluan, tanpa ba bi bu, kami langsung beli tiket masuk.


Berapa harga tiket masuknya?

Saya kaget juga sih waktu tau harganya 35ribu untuk satu motor. Lumayan ya. Terakhir kesini tahun 2014 lalu. Itu juga udah kesorean ke sininya. Seingat saya waktu itu biayanya 10ribu.

Waduh, duit sudah pas-pasan ala kadarnya. Bahaya nih kalau sampe ada tarif lagi di dalem tempat wisatanya.

Saya cek-cek hape. Lhoh, ada banyak panggilan tak terjawab. FYI. Hape saya matikan sejak ke luar dari gerbang Rumah Inggris, lantaran batrei hape kritis. Saya nyalakan lagi hape setelah sampai di Pantai Sari Ringgung inilah.

Belum banyak perubahan yang terjadi dari terakhir kali saya ke sini. Perubahan yang paling terlihat adalah pembangunan semacam calon kafe dan juga signature nama pantai di ujung pantainya.

Pantai Sari Ringgung | Vacation With Rumah Inggris


Saya bersama Mr.Ahyar menyusuri pinggir pantai sampai keujung untuk mencari rombongan kami. Ke pantai pagi-pagi ternyata enak juga, masih sepi, tenang, dan tentram. Bawaannya pengen wisuda aja.

Kami memutuskan berhenti ketika mentok sampai keujung. Tak kami lihat tanda-tanda keberadaan manusia asal Rumi Palapa.

Ternyata firasat yang saya utarakan ke Mr.Ahyar saat diperjalanan benar terjadi. Saya telfon salah seorang yang ikut rombongan. Saya tanyakan di mana posisi mereka. Kami beritahu bahwa kami sudah ada di dalam area wisata Pantai Sari Ringgung.

Ternyata mereka masih di luar, pemirsah. Ohhh sodara-sodara sebangsa dan setanah air. Mereka ketinggalan ternyata. Pantesan gak ketemu.

Mereka tanya berapa harga tiket masuknya. Setelah kami jawab, mereka langsung memutuskan untuk ganti tujuan, karena ini kemahalan. Shiiiiiiiiiiiiit.
Qwertyuoopafshdjdldldbcndosn.

Saat itu juga saya kesel. Langsung saya putus telponnya. Bahkan saya  lebih milih, mending saya pulang ajalah. Saking KZLnya gaes. Udah keluar duit, tiba-tiba ganti tempat.

Ya Allah. Beri hamba Uang.


Lama saya bersama Mr.Ahyar mengumpat-umpat mereka di pagi hari yang mendung di tepi pantai. Sampai saya gak napsu mau makan nasi uduknya. Tapi karena kasihan, liat Mr. Ahyar yang kelaperan banget, akhirnya kami sarapan nasi uduk-dipinggir pantai-berdua.

Kurang romantis gimana nih? Pagi-pagi ke pantai, beli nasi uduk yang cuman 7ribuan, makannya di pinggir pantai yang bayar tiket masuknya 35ribu. Nasi uduknya sampe udah dingin. Sampe digodain sama kang bangunan

'Enak ya, sarapan dipinggir pantai?'
Wuoooo. Enak kali lah bang. Mau ikutan kah?

Selesai makan, kami ditelpon lagi sama rombongan. Mereka bilang, kami menyusul saja ke Pantai Klara. Nanti tiket masuknya di bayarin. Lah iya sih, 10ribu. Tapi tempatnya lebih jauh lho. Saya masih gak setuju mau kesana. Sungguh, saya lebih memilih wisuda pulang.
 
Akhirnya selesai sudah sarapan romantis ala drama Turki pagi itu. Tadinya Mr.Ahyar juga gak mau kalau harus nyusul ke sana. Sayang broo, sudah bayar 35ribu, masa cuman numpang sarapan doang.


Dia mau berenang dulu, tapi baju gantinya ada di motor Mr.Doby. Mr. Doby ada dirombongan. Yagimana dong lah. Ribet bener.
Tapi Mr.Ahyar berubah pikiran, karena tau kalau tiket masuknya dibayarin. Akhirnya Mr.Ahyar luluh dan memutuskan, 'gapapa deh. Ayuk kesana aja. Dibayarin. Saya kira bayar lagi. Kalau dibayarin yah ayuk.'

Hadeh.

Oh iya, pas pertama berhenti di Pantai Sari Ringgung ini, saya kesel sama Mr.Ahyar. Saya belum turun dari motor, udah ditinggal turun duluan sama Mr.Ahyar. Motornya kan ngejengkang.  Untung masih bisa terselamatkan--cemilannya -_- Sialan bet.

Akhirnya kami say bye bye ke Pantai Sari Ringgung, yang bahkan air lautnya saja belum sempat dipegang. Kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Klara.

Sampai di Pantai Klara, kami disambut dengan pandangan penuh makna dan ucapan-ucapan membahagiakan dari para funs. Sudah kuduga, apa yang akan mereka katakan.
'Ciyeee berduaan. Kita itu sengaja. Biar kalian bisa berduaan lho.'

Karna saya udah bad mood. Saya makin KZL. Tau gak sih kalian, gimana kalau ada calon imam saya menyaksikan itu? hah? Bisa turun harga cabe gaes πŸ‘Έ

Saya ngambek.
Mereka ngambek juga.
Yaudah saya nangis aja.

Baru deh mereka berkerumun mendekati saya. Sebenernya saya nangis keinget duit saya yang udah menipis. Setelah nangis rasanya lega.

Karena saya sadar, gak jamannya lagi lah kalau harus ngambek lama-lama.
Saya lupakan semua kejadian sebelumnya. Saya ikuti acara mereka lagi.


Kelara Beach
Ada TAI dibelakang kalian -_- | Vacation With Rumah Inggris


*Ternyata, mereka nungguin di SPBU sebelum SMA Perintis. Kok gak liat ya? Mereka gak liat saya lewat, saya gak liat mereka nunggu. Mungkin  kami memang gak berjodoh *tsah**

Dasar rombongan gak modal, mau bikin permainan makan kerupuk aja kekurangan. Alhasil satu kerupuk untuk dua orang.

Lima kerupuk putih digantung pada seutas tali rapia yang sudah disiapkan oleh Ms. Vita, Ms.Ulfa dan Ms.Yani ketika saya sibuk nangis. Ujung-ujung tali rapia diikatkan pada pohon yang tingginya gak sama. Posisi kerupuknya jadi seperti tangga nada.

Saya berpasangan dengan Ms.Eka. Tinggi kami berdua gak jauh beda, bisalah menang. Cuman dia lipsticknya banyak, jadi, nempel-nempel dah di kerupuk.

Malangnya nasib Ms.Dwi. Dia berpasangan dengan Nawal, our youngest sister but she is the highest girl among of us. Ms.Dwi gak kebagian jatah gigit kerupuk. Saking gak sampenya.

Tim cewek dimenangkan oleh pasangan Ms.Luthfi and Ms.Rika. Mereka kelaperan sih, makanya ngebut banget makan kerupuknya. Seriusan.

Karena gak semua member cowok ikut agenda ini, akhirnya tutor yang cowok juga ikutan. Untuk yang cowok tali rapia yang horizontal ditambah ketinggiannya. Karena ada Mr.Al dan Mr.Doby, cowok-cowok berbadan tinggi.

Di tim cowok, yang bernasib malang adalah duet Mr.Qim dan Mr.Ahyar. Doi gak setinggi Nawal, wkwkwk. Jadi susah menggapai kerupuknya. So pity you.

Kok saya lupa ya siapa yang menang ditim cowok.

Kegiatan selanjutnya adalah, para member diminta untuk membuat video. Kami harus memperkenalkan diri dan mengenalkan Rumah Inggris kepada pengunjung pantai dengan bahasa Inggris. Kami dibagi menjadi beberapa pasangan. Kali ini saya berpasangan dengan Ms.Ais.

Kami mencari pengunjung yang tidak sibuk, yang cuman sitting doing nothing.
 

Target pertama adalah sekelompok bapak-bapak. Target kedua, mbak-mbak yang sedang melamun. Target ketiga dan keempat adalah pedagang (kan disuruhnya pengunjung ya).

Di belakang kami ada pasangan lain yang menguntit, mereka adalah Mr.Roy dan Nawal.

Selsai tugas  yang pertama, semua member kembali diminta berkumpul di tempat semula. Ternyata gak ditagih video hasil rekamannya, sampai tulisan ini saya publikasikan. Mereka (para tutor) gak ada yang minta rekaman videonya.

Kelara Beach
Diskusi Harga Tawar Banana Boat | Kelara Beach

Acara selanjutnya adalah permainan lagi. Yeay.
Mr. Roy dan Ms. Uli sayang banget gak mau gabung.

Kali ini kami bermain dengan air laut. Semua member diajak menuju ke pantai. Kami diminta membentuk lingkaran oleh Ms. Vita, sang pengarah permainan ini. Nama permainannya adalah Cat, Mouse, and House.

House terdiri dari dua pasangan dan satu mouse di dalamnya. Sedangkan si cat berada di pusat lingkaran (yang sebenarnya kita gak melingkar juga). Orang yang sudah memilih menjadi house atau mouse tidak bisa berganti posisi.

Permainannya sederhana, cukup lari sana-sini jadi house atau jadi mouse. Mencari house atau mencari mouse. Yang bikin susah adalah, larinya di air--ada ombaknya dan batu karangnya.

Si mouse harus jongkok di bawah naungan tangan house. Kalau orangnya gak tinggi dan rapuh sih susah, karena terhempas-hempas ombak. Bisa tenggelam dalam lautan luka dalam. Tersesat dan tak tau arah jalan pulang.

Permainan dimulai. Pertama-tama, saya pilih jadi house berpasangan dengan Ms. Rika. Ms.Riyani sang loser sejati dalam setiap permainan yang jadi cat.

Ms. Vita cuman ngasih aba-aba dan ngevideoin dari luar lingkaran.
Permainan sudah gak terkendali sejak awal. Posisi house dengan mouse gak beraturan. Saking ribetnya saat harus mencari house atau mencari mouse, waktu Ms. Vita bilang mouse, ada aja mouse yang ikutan lari-lari berpindah tempat.

Padahal dari awal sudah dibilang, kalau dari awal sudah jadi house atau mouse, sampe akhir tetep house atau mouse. Yang bisa berubah jadi mouse atau house cuman si cat.

Pesertanya, antara saking girangnya atau saking kalapnya main, selalu berubah-ubah. Saya yang awalnya jadi house tiba-tiba ditengah permainan jadi mouse, karena gak ada partner untuk jadi house. Daripada kalah πŸ˜‚πŸ˜‹

Kadang udah janjian jadi house, pas udah lari-lari mendekat, ternyata dia pilih yang lain. *Huh, you just need attention, not my heart?* 

Sering banget yang jadi house rebutan pasangan sampe berjatuhan dengan lebay. Yang jadi mouse seringnya jongkok, diam ditempat saja. Hampir semuanya selalu kebagian jadi si cat. Cuman mr. Iyan yang enggak.

Girl squad udah kode-kode mau ngerjain Mr.Iyan biar kalah, tetap saja, tidak
mempan. Yang sering kalah ya juara bertahan Ms. Yani, disusul Ms.Ulfa, dan Ms.Anis. New member of Loser group. They can make trio. Cat, House, and Mouse.

Permainannya, sederhana tapi Seruuuu \(^^)/

Setelah senang, letih, lesu, lunglai, kami kembali ke tempat berteduh. Sembari beristirahat, nyemil-nyemil pasir dengan manja. Beberapa dari kami bermain pasir dengan Nawal, lebih tepatnya mereka mengubur Nawal.


Kelara Beach
Nawal and Sand | Vacation With Rumah Inggris

Ya, Nawal dengan pasrah jadi korbannya. Pasti nawal pengen ada Bunda ya (?). Nawal terdzolimi ya (?). Sudah dikuburin dipasir, dipasangin bunga-bungaan ditelinganya. Dipakein kacamata. Dijadikan obyek foto. 😏

Kelara Beach
Nawalnya gak bisa senyum | Vacation with Rumah Inggris




Kakak-kakak macam apa kalian ini hah? dikutuk jadi rendang nanti sama bunda Nawal, baru tau rasa.

Sebenernya selesai dari permainan makan kerupuk, Ms.Ulfa mengajak para member untuk naik banana boat. Tapi karena akhir bulan, dompet udah mulai dalem banget, agak susah ngambil duit, banyak yang gak mau.

Ms. Ulfa menawar biaya sewanya kurang sadis sih. Kurang menjiwai lagu afgan.

Vitamin Sea-Klara Beach | Vacation With Rumah Inggris
Awalnya saya gak tertarik. Selain takut tenggelam pas dijatohin, juga takut gak bisa pulang, karena gak ada duit lagi buat beli bensin. Tapi paling besar sih takut tenggelamnya. Karena gak bisa berenang.

Nanti kejadian kayak tetangga saya. Pulang dari pantai, malah bikin syukuran. Karena bersyukur masih selamat setelah tenggelem pas dijatohin dari banana boat. πŸ˜”

Pernah coba pakai pelampung untuk renang, terus dicemplungin ke laut, tetap gak bisa renangnya. Malah kebawa arus. Untung ada yang nyadar kalau saya kebawa arus waktu itu. Kalau tidak, saya sudah pindah di New Zealand.

Berulang kali saya minta kejelasan, kepada siapa saya harus berpegang saat jatuh? Agar saya gak tenggelam? Mereka bilang 'With me. Me. Me. And me'. Wah, all of you guys Susah juga kalau harus megang semuanya. Pengen banget saya pegang apa gimana?

Akhirnya saya yakin juga. Oke. Diberanikan sajalah.

Pas dipasangin pelampung, masih takut juga sih. Seriusan nih gak tenggelam kan? Takutnya pelampungnya copot pas jatoh.

Taken Before Ingusan | Vacation With Rumah Inggris


Kelara Beach
Ekspresi ketika berhasil nawar setengah harga | Vacation With Rumah Inggris

Enam orang yang lain sudah ambil posisi masing-masing. Karena ini pengalaman pertama kalinya bagi saya, saya bingung. Pengangannya di mana? Kok yang lain ada tali pegangan di depannya, saya enggak? Kok bagian saya talinya udah putus? Pertanda buruk bukan ini bang? Tolongin bang!

Saya minta tukar posisi sama Ms Vita. Posisi duduk saya ada dibelakang Ms.Rika. Saya sudah siap sedia narik doi pas dijatohin.

Mr.Doby sebagai kang poto sekaligus kang video berada di speedboat bersama kang sopir. Kang banana boat satunya berada dibarisan banana boat paling belakang, sebagai penolong saat ada duyung terdampar.

Orang-orang yang ikut naik banana boat cuman tujuh, saya, Ms.Vita, Ms.Ulfa, Ms.Yani, Ms.Rika, Ms. Ais, and the one and only man Mr.Iyan. Huuuuuu

Semuanya bergembira. Semuanya mengikuti instruksi Mr.Iyan. Biar agak lama muter-muternya. Berpegang erat. Jangan rapuh dan mudah goyah. Soalnya udah harga tawar. Sayang banget kalau berjatuhan dengan cepat.

Kang vidio sudah siap.
Kang sopir siap.

*Kami pun turun* Heee



Kelara Beach
Why our face like that | Klara Beach


Semuanya bergembira. Semua berteriak

Huuuu Aaaaa Huuu Aaaa....Woooooo. Awas,awas,awas. Wuuuu aaaaaaaaaaaa.



Kelara Beach


Sampai berkali-kali wu a wu a wu ooo. Jatuhlah kami semua. Pedih rasanya dijatuhkan pas lagi asyik-asyiknya ya. Mengejutkan. Blebek. Bikin keselek. Ingusan-ingusan dah lu.

Setelah jatuh, Langsung saya tarik saja siapapun orang didekat saya. Kaki bisa lurus ke bawah aja sudah syukur. Ini disuruh mendekat ke banana boat-nya. Kayak mana jalannya?????? Gak bisa maju-maju.

Bang tolong bang. Saya mau tenggalam Bang😝

Woahhh. Ternyata seru nian naik banana boat ini.
Kali ini posisi berubah lagi. Mr. Iyan minta di depan. Katanya biar bisa lebih lama. Bilang aja biar keliatan pas di photo. Dih.πŸ˜‘

Ketika Mr.Doby mengarahkan handphonenya, kami bergaya. Kami juga sempat foto sambil berdiri. Kalau kang sopirnya iseng, langsung dibantingin ini anak orang. Mampus dah. Wk

Kelara Beach
Can you see me? 😎 | Kelara Beach

Kami bahagia, setelah jatuh pertama. Kali ini semua sepakat untuk lebih menjaga kekuatan. Jangan sampai cepat jatuh lagi. Ingat! Harga tawar.

Setelah dibawa berputar-putar sampai lebih jauh lagi. Akhirnya jatuhlah lagi kami untuk kedua kalinya--yang ternyata juga menjadi terakhir kalinya. Kali ini jatuhnya berantakan. Hahaha.

Gak ada yang bisa saya tarik. Mau gak mau harus usaha bergerak maju dulu. Mr. Iyan yang mau ditarik kejauhan. Untungnya, Ms.Vita masih bisa ditarik (lagi) wkwkwk.

Untuk jatuh yang kedua, mau naik ke banana boatnya lebih lama. Apalagi Ms.Ulfa. Sampe aurot kemana-mana. Ms.Ais juga. Udah gak kontrol lagi sama rambutnya. Astaghfirullahaladzim ukhti

Ternyata, naik banana boat itu bagian paling capeknya pas mau naek setelah ditumpahin ke lautnya ya. Badan rasanya ngilu. Mau naek susah bener. Yang sana udah naek, sini mau naek susah, giliran sini udah naek, sana kecemplung lagi.

Kasian kang penolongnya, udahlah kecil, kurus, doi harus ngangkat para duyung aduhai yang bergelimpangan.


Ternyata kami ketagihan. Masih kurang. Udah harga tawar, minta tambah.

Kami teriak-teriak minta lagi. Tapi gak digubris sama kang sopirnya. Kami tetap dibawa menuju ke jalan pulang. Jalan kebenaran.

Penumpang sedikit kecewa. Ini namanya bukan harga tawar. Pantesan aja boleh turun harga, ternyata cuman dua kali aja. πŸ˜’
Tetap Seru-seru-seru !!!!

Selain banana boat, ada juga donat boat (kata mereka). Lebih mahal. Dan anti jatuh sih. Kita cuman dihempas-hempasin aja. Posisi duduknya juga lebih nyaman. Lebih lama lagi.

Kalau duitnya lebih sih, pengen juga nyobain. Tapi saat itu belum berkecukupan. Syukuri sajalah banana boat harga tawarnya.

Selanjutnya, kami belajar renang bersama Mr.Ahyar si anak pantai. Dia berasal dari Pesisir Barat, tempat tinggalnya di sana dekat dengan pantai dan dia hobi renang. Jadilah dia anak pantai.

Beberapa teori dasar dia sampaikan. Intinya kita pasti bisa ngambang kok. Apalagi di laut. Yang penting jangan gupek dulu. Tenang, nikmati. Kalau mau bisa renang, harus berteman dengan air, kata dia.

Tapi saya masih belum jago juga renangnya.  (karena musuhan sama air)

Ms. Yani mengajak bermain satu game lagi, yaitu tangkap temanmu. Tapi gagal. Karena gak cocok diterapkan di pantai. Mana lupa juga posisi tangan yang benar. Karena khawatir terjadi kesalahan yang bisa berakibat fatal, jadi lupakan sajalah game satu ini.

Beberapa dari kami memutuskan untuk kembali ke tepi pantai. Istirahat sejenak dan bersiap untuk pulang. Di gubukan ada Mr.Al, Mr.Taqim, dan Ms.Uli yang gak ikut gabung seru-seruan main air laut. Huuuu. Mr.Roy juga sih. Tapi dia maenan pasir. Mr. Al sama Mr.Taqim malah tiduran 😌


Ciye, double couple lagi latihan menendang kemungkaran | Vacation With Rumah Inggris






Duhileh, tidur berdua | Kelara Beach

Keluarga Harmonis, Ngumpulin Pasir untuk Bangun Rumah | Vacation With Rumah Inggris

Setelah istirahat, yang butuh bilas dan ganti baju langsung pergi cari toilet. Meskipun kelaparan, tapi kami sudah sepakat, makannya di asrama ajalah. Biar gak kelamaan.

Selesai sudah ganti baju. Bersiap untuk pulang.

Kembali dengan pasangannya masing-masing. Ya saya sama Mr.Ahyar lagi lah. Kami mampir dulu ke SPBU, isi bahan bakar. Awas ajadeh kalo Mr.Ahyar gak ikut iuran isi bensinnya, ai santet you ya. Walaupun dia yang ngebonceng, tetep aja dia yang nebeng kok *Gak mau rugi*

Kami ketinggalan dari rombongan yang lain. Gak masalah. Sudah biasa ditinggalkan begini. Paling ngambekan lagi.😈

Waktu sampai ditanjakan ke arah Pantai Mutun, tak sengaja, kulihat Ms.Ais dan Mr Roy dorong motor. Unch unch romantisnya kalian. Jalan berdua beriringan. Saling menguatkan ya.


Saya minta Mr.Ahyar berhenti, dan balik arah. Nemuin dua sejoli itu. Ternyata, ada Mr.Al dan Ms.Eka juga yang ikut menemani.

Akhirnya, tiga pasangan menunggu kang tambal ban menambal motor Ms.Ais.


Sembari menunggu, kami mengobrolkan hal-hal gak penting. Mulai dari ngomongin bagian motor saya yang ada di bawah rem kiri fungsinya sebenarnya untuk apa. Kemudian ngomongin fungsi Idling Stop, cara membuka jok motor, dan gembok motor Ms.Eka. Sungguh kurang berfaedah obrolan kami.



 
Cuacanya mulai mendung. Saya berujar 'Kayaknya bakal ujan nih.'

Mr. Ahyar langsung protes pas saya bilang begitu. Dia bilang, Ms. Nafi jangan ngomong gitu. Nanti kejadian lagi. Kayaknya Ms. Nafi ini keturunan si pahit lidah. Jadi jangan ngomong itu.
Tapikan emang mau ujan. Gerimis.
Daaan, benar saja. Setelah gerimis reda. Saat kami melanjutkan perjalanan, tiba-tiba turun hujan deras. Bresssss. Kami meneduh di sebuah masjid kecil yang ada dipinggir jalan. Sekalian solat zuhur juga.

Selesai solat, hujan sudah reda. Kami melanjutkan perjalanan.


Sampai di bandarlampung saya mulai ngantuk. Efek malam sebelumnya begadang, ngantuknya ya pas jam-jam zuhur. Sampai di Pasar Tamin, tanpa sadar, saya ketiduran πŸ’€ Sama Mr.Ahyar langsung dipanggil, dan diingetin, jangan tidur di atas motor.πŸ˜…

Haduh, saya merasakan apa yang adik saya rasakan selama ini, yaitu ngantuk yang gak bisa ditahan pas lagi dibonceng. Lah saya jadi kayak anak kecil nih. Ketiduran pas dibonceng πŸ˜‚
Akhirnya sampai juga di asrama. Langsung merendam pakaian kotor. Dan ganti baju lagi, kemudian makan siang bersama teman-teman yang lain. Satu bungkus untuk berdua. Sesungguhnya kumasih lapar. Tapi udah males mau ngunyahnya. *Hih Gimana sih*
Yang lain sudah ada yang tiduran. Sedangkan saya, setelah makan lanjut ngurusin cucian lagi dong. Ketika yang lain tepar, saya bersama Ms. Dwi ngepelin teras asrama yang kotornya bikin risih. Kasian yang piket besok kalau gak dibantu bersihin. Kurang rajin gimana coba? Wk.


Ternyata malam harinya masih ada kelas bersama personal tutor. Antara ada dan tiada jiwa saya di kelas malam itu. Ngantuk banget lhoh. Tapi sayang kalau dilewatkan. Materinya kan penting juga.
Terimakasih keluarga Rumi Palapa, untuk senang, tangis, kesel, ngambek, lelah, dan kebersamaan di hari ini ( 28 Maret 2017).

Gak ada gue. Gak usah dicari di mana Gue πŸ˜” | Vacation With Rumah Inggris


Moral value
'Jangan lupa bawa semua perlengkapan salin kalau mau mandi di pantai πŸ˜‚'
Nafilata Primadia
Load comments