-->
Nafilata Primadia

Bagaimana Kamu Jatuh Cinta

Bagaimana Kamu Jatuh Cinta
"Aku cinta kamu Mas." ucap Tuti pada Budi dengan lirih. Sembari mencabut-cabut rumput tanaman, Tuti berusaha menutupi rona merah di wajahnya, setelah menyatakan perasaannnya pada Budi.


"Tapi, kita baru kenal satu menit yang lalu Tut?" jawab Budi yang masih tak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Tuti. 

Mereka memang baru saja kenal. Tuti adalah seorang gadis berparas ayu dengan mata indah bagai bola basket, alis tebal bagai ulat bulu. Rambut merahnya tertiup-tiup angin, sehingga nampak jelas lebarnya jidatnya.

Saat itu Tuti sedang ada tugas sekolah mengumpulkan rerumputan untuk percobaan pakan pada kambing. Dia mendatangani salah satu taman kota yang tidak jauh dari rumahnya. 

Saat sedang sibuk memilih posisi jongkok yang nyaman, datanglah seorang lelaki tinggi, berambut landak menghampirinya.
"Mbak?"

Mendengar suara lelaki itu, Tuti sampai terkejut. Menyebabkan dia kram leher, karena buru-buru menengok.

"Mau saya temenin mbak?"



"Ahhh...boleh mas, mas" sembari berusaha menahan rasa sakit di leher, di kaki, dan di hati.

"Saya Budi, mbak" lelaki itu menyodorkan tangannya ke arah Tuti.

"Tutututuuuut....Tutu" Tuti ndredeg diajak kenalan lelaki guanteng di depannya. Kalau boleh diandaikan, sosok Budi ini rupanya miriplah dengan mas-mas yang jadi Dilan. Cuma nasib aja yang beda.

"Tutu? yang di sawah-sawah itu mbak?" Budi berusaha mereceh.

"Ah masnya bisa aja." Tuti menepuk pundak Budi, dan melakukan hipnotis.
"Saya Tuti, Mas."

"Mbak baru ya?" tanya Budi dengan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Tuti, membuat Tuti semakin ndredek. Anu....gimana gak ndredek, kalo ditatap sama yang ganteng-ganteng dan manis itu. Ehehehehehe

"Maksudnya, Mas?" Tuti menundukan kepalanya, karena sempat sadar kalau dia baru saja makan sayur jengkol.

"Iya. Saya baru pertama liat mbak di sini. Dari tadi saya liat, mbaknya kayaknya susah mau duduk. Jadi saya mau nawarin tiker buat mbaknya."

Walah, jebule tukang tiker.

"Ya ampun Mas, kamu perhatian banget, ya. Orang-orang yang gak kamu kenal aja kamu perhatiin, apalagi kalau sudah jadi pasanganmu ya Mas." Tuti berusaha mendongak, menatap wajah Budi sekuat tenaga, lantaran kram lehernya malah makin menjadi saat dibawa nunduk. Haduh.

"Aku cinta sama Kamu, Mas."


Singkat...
singkat sekali ternyata bisa menumbuhkan cinta. Ehehehe

Meskipun tidak semuanya begitu ya. Tapi kita tidak pernah tahu, bagaimana dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Siapa yang masih percaya dengan cinta pada pandangan pertama?

Saya...saya...saya...sayaa....


Saya masih menaruh kepercayaan besar pada hal ini. Banyak hal yang bisa terjadi dari pandangan pertama. Makanya, tidak sedikit juga yang sering melakukan hal lebih untuk pertemuan pertama. Contohnya, saat akan melamar kerja.

Lalu, apakah jatuh cinta memang sesederhana itu?

Untuk beberapa orang iya. Rumus fisika udah banyak yang ribet, kalau saya sih memilih untuk sederhana dalam jatuh cinta. :p


Pernah dengar, "Cinta tak butuh alasan."?. Nah, begitu juga dengan jatuh cinta loh. Bisa mak tratap njeglek.

Langsung muncul kupu-kupu di perut.



Ada banyak hal yang bisa membuat seseorang jatuh cinta. Karena kita memang tidak biaa memilih kepada siapa dan bagaimana kita jatuh cinta.

Ada yang jatuh cinta karena matanya, hidungnya, bibirnya, rambutnya, senyumnya. Ada yang jatuh cinta karena sikapnya. Sikapnya yang baik, suka menolong, rajin menabung, pantang pulang sebelum bawa emas sekarung. Ada yang jatuh cinta karena perhatiannya. Ada yang jatuh cinta berawal dari karya-karyanya, lukisan, tulisan, lagu. Dan lainnya. Banyak lah ya.


Bahkan yang jatuh cinta tanpa alasan? Yang ujug-ujug ada rasa bahagia gitu. Ada. Tuh.


Lantas, kalau semuanya itu hilang, hilang juga kah rasa cintanya?



Seharusnya tidak. Jika semua pihak saling berjuang untuk membangun cinta itu lagi. Kalau hanya satu pihak, tentu sulit bertahannya Dan itu


Kalau kata anak media sosial,
Anak instagram jatuh cinta karena penampilannya
Anak twitter jatuh cinta karena pemikirannya
Anak FB jatuh tertimpa hoax



Bagaimana dengan seorang penikmat tulisan jatuh cinta dengan penulisnya. Karena kata-katanya.

Bagaimana seorang pendengar radio jatuh cinta dengan penyiar radio, karena suaranya.

Bagaimana jomlo jatuh cinta karena obrolan di BBM, WA, Line. Ehehehehe

Obrolan tak secara langsung, obrolan yang hanya dilakukan via pesan instan tentu saja bisa menumbuhkan cinta. Kalau tidak, bagaimana nasib pejuang LDR. Uwuwuwuwu


Bagaimana denganmu, bagaimana kamu jatih cinta dengannya?

Sekian dan terima kasih😘
Mari buang sampah pada tempat sampah. Kurangi penggunaan sedotan plastik, perbanyak gombalin bakal calon gebetan👍


Nafilata Primadia
Load comments