-->
Nafilata Primadia

Great Giant Foods: Menyediakan Produk Berkualitas dan Proses Eknomi Sirkular Dibaliknya

Great Giant Foods: Menyediakan Produk Berkualitas dan Proses Eknomi Sirkular Dibaliknya


Limbah/sampah merupakan salah satu isu global yang sangat penting. Jumlah limbah yang kita hasilkan berhubungan erat dengan pola konsumsi dan produksi yang kita lakukan. Volume limbah yang meningkat sesuai dengan bertambahnya jumlah penduduk global. Limbah yang tidak terkelola dengan baik, akan menghasilkan gas methana, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya gas rumah kaca. Seperti yang ditunjukkan pada hasil survei dari GlobeScan dalam Sustainibility Survey-2020, perubahan iklim berada di daftar pertama dalam isu tantangan sustainibility development.



Permasalahan limbah, tidak hanya menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, tetapi juga pada bidang ekonomi.


Daya dukung bumi yang semakin berkurang, menuntut semua pihak untuk kembali berkontribusi dalam perbaikan kondisi ini. Dalam laporannya, GlobeScan juga menampilkan grafik sumbangsih lembaga/badan dalam penerapan sustainibility development sebagai salah satu upaya memperbaiki dan menjadikan lingkungan dan daya dukung bumi menjadi lebih baik. 


Sebagai salah satu wujud untuk mendukung terwujudnya sustainablity development, muncul konsep ekonomi sirkular. Konsep ekonomi sirkular berpedoman pada prinsip untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan sumber daya yang ada. Dengan sistem sirkular ekonomi, umur produk menjadi lebih panjang, terciptanya inovasi desain, daur ulang menjadi produk semula atau produk lain. Secara global perusahaan yang sudah menerapkan sistem ekonomi sirkular sebanyak 8.6%. Angka ini terus menurun sejak tahun 2018. Lebih dari 90% masih menghasilkan limbah.


Di Indonesia, wacana dan praktik ekonomi sirkular terus menguat sejak 3 tahun lalu. Di awal tahun 2020, komitmen pemerintah RI untuk menerapkan ekonomi sirkular diumumkan.  Dan dipertengahn tahun 2020, aturan pengadaan ramah lingkungan, dinyatakan sedang dibuat. Salah satu yang sudah menerapkan ekonomi sirkular di Indonesia adalah Great Giant Foods.


Great Giant Foods merupakan corporate brand yang dibangun Gunung Sewu Grup yang memiliki beberapa unit bisnis yang bergerak dalam bidang pangan, pertanian, dan peternakan. Perusahaan yang tergabung dibawah payung GGF yaitu; PT. Great Giant Pineapple, PT. Great Giant Livestock, PT. Bromelain Enzyme, PT. Umas Jaya Agrotama, PT. Sewu Segar Nusantar, dst.



Konsep zero waste sesungguhnya sudah diterapkan oleh para petani kita sejak dahulu. Para petani zaman dahulu, selain bercocok tanam, biasanya juga memiliki ternak. Hasil tanamnya ada yang dikonsumsi secara langsung. Sisa yang tidak dapat dikonsumsi dijadikan sebagai pakan ternak. Limbah yang tidak dapat dijadikan pakan ternak, akan dijadikan pupuk. "Fundemantal tersebut yang menginsipirasi Great Giant Foods (dalam proses produksi)." ujar Arief Fatullah selaku Senior Manager Sustainibility PT. Great Giant Pineapple. Jalal menambahkan, bawah sesungguhnya alam tidak tidak pernah menghasilkan sampah. Hal inilah yang seharusnya kembali diterapkan.


Dalam penjelasannya, Arief Fatullah menjelaskan bahwa, GGF berkomitmen untuk menyediakan produk yang berkualitas dan bernutrisi untuk masyarakat. "Tidak hanya sekadar enak, tetapi juga harus bermanfaat" kata Arief. Hal ini senada dengan konsep yang dikutip oleh Jalal (Co-Founder A+CSR Indonesia) dari Alex Edmans, "Jika perusahaan ingin untung, yang dikejar adalah tujuan mulia, bukan profit."

sumber : materi Webinar KJGGF 2020

Dalam model ekonomi berkelanjutan, ekonomi harus mengabdi pada tujuan sosial, melayani kebutuhan masyarakat, dan tidak boleh melebihi batas-batas lingkungan. Perusahaan dalam tujuan bisnisnya, harus memperhatikan tanggung jawab sosial yang harus dipenuhi.  Tanggung jawab perusahaan atas dampak dari aktivitas perusahaan  pada masyarakat dan lingkungan. Jika perusahaan ingin berkelanjutan, maka perlu memenuhi poin-poin berikut.

1. Jangan membuat dampak negatif

2. Menciptakan manfaat sosial

3. Tidak merusak lingkungan, dan meningkatkan daya dukung lingkungan 

4. Layak Finansial. 



Great Giant Foods secara aktif telah menerapkan praktik ramah lingkungan dalam proses produksinya  selama lebih dari 30 tahun. GGF memiliki tiga pilar keberlanjutan, yaitu

1. Great Lives

Bagaimana dari sisi bisnis GGF bertanggung jawab untuk menghasilkan produk yang bernutrisi dan mendoroang masyarakat untuk hidup lebih sehat. 

2. Great People

Bertujuan untuk menciptakan kebahagiaan pada karyawan dan mitra untuk mendukung terwujudnya sustainable development.

3. Great World

Mewujudkan pertanian yang berkelanjutan, menjada sumber air dan tanah, mengurangi jejak karbon,  dan menerapkan pengelolaan limbah yang baik.




Desain Sustainibility Di GGF


Perusahaan yang akan berpengaruh besar, adalah perusahaan yang regeneratif

 (Elkington, 2020)



Secara umum, produk GGF terbagi dalam 2 kluster, yaitu:

1. Buah dan Sayur



Sebagai salah satu opsi solusi untuk menyeimbangkan konsumsi makanan masyarakat. Di mana masyarakat saat ini dihadapkan pada berbagai penyakit kronis seperti kanker, diabetes, serangan jantung, yang salah satu penyebabnya adalah konsumsi makanan yang tidak sehat. Dengan produk-produk buah segar dari GGF, masyarakat mendapatkan pilihan untuk makanan yang sehat dan bernutrisi.

2. Daging dan Susu

Sebagai solusi untuk masalah kekurangan gizi yang terjadi pada masyarakat. GGF membantu pemenuhan bahan makanan berprotein bagi masyarakat.

Dalam satu bulan, perusahaan yang berada di bawah payung GGF dapat menghasilkan total 209.402 ton biomass. Angka tersebut dapat menimbulkan masalah besar, jika tidak dapat dikelola dengan baik. Tetapi, GGF menjadikan masalah tersebut sebagai peluang bisnis. Menjadi sirkular bisnis yang diterapkan oleh GGF.



Contoh penerapan sistem sirkular dalam proses produksi di GGF adalah sebagai berikut.

  • Produk dari kebun berupa nanas.
Mahkota nanas akan kembali kekebun, menjadi bibit. Buahnya menjadi produk nanas kaleng (jus konsetrat, cocktail). Batang pada buah nanas yang tidak digunakan dalam produksi nanas kaleng, diolah menjadi produk bromelain. Daun nanas menjadi biomass, dijadikan untuk pupuk di kebun. Kulit nanas diolah menjadi pakan ternak PT. Great Giant Livestock.

Limbah cair yang dihasikan oleh proses produksi nanas kaleng, dimanfaatkan sebagai bahan reaktor biogas. Sisa air dari proses pembuatan biogas dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman.

"Untuk yang akan datang, akan ditambahkan pengembangbiakan mikroalga dalam proses pengolahan air sisa biogas" ujar Arief.

  • Limbah PT. Umas Jaya
Proses pengolahan singkong menjadi tapioka, menghasilkan limbah yang dimanfaatkan kembali untuk pakan sapi PT. Great Giant Livestock.

  • Limbah Peternakan
Limbah dari peternakan berupa kotoran sapi, dimanfaatkan menjadi pupuk kompos organik untuk digunakan di kebun dan menjadi bahan baku pembuatan biogas.

  • Rotasi Tanaman
Untuk menjaga kualitas tanah di kebun, GGF juga melakukan rotasi tanaman pada kebunnya. 

  • Pengolahan Sumber Air
GGF memiliki lahan bambu yang berfungsi untuk konservasi sumber daya air. Bambu yang sudah tua juga akan tetap dimanfaatkan, sebagai penyangga pohon pisang dan sebagai bahan tambahan pembuatan kompos. Selain itu, GGF juga memiliki water reservoar, dan waduk untuk meminimalisir pengambilan air dari sumur.


Selain limbah-limbah organik, tentu terdapat limbah-limbah anorganik yang dihasikan dalam proses produksi yang ada di GGF. Seperti limbah plastik. Untuk mengatasi masalah tersebut, GGF sudah melakukan inovasi sebagai berikut:

  • Redesign kemasan pisang yang dijual satuan pada swalayan menjadi material karton. 
  • Recycling net foam, sehingga dapat digunakan 2-3 kali
Proses redesign dan daur ulang tersebut, terbukti dapat menghasilkan pengurangan biaya material packaging sebanyak 50%.

Seperti yang dikatakan oleh Jalal, bawah konsep SDG's dapat dicapai dengan sistem kemitraan. Dalam hal pengolahan limbah, GGF juga melibatkan peran beberapa umkm dan mitra petani/peternak. 

Dalam satu bulan, terdapat 8000 kg pisang dengan kondisi underspec yang diolah menjadi produk berupa snack oleh UMKM. Sisa produk dalam pembuatan cocktail, cacahan pepaya, atau jambu dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi mitra. Dihubungkan dengan masyarakat yang mengelola magot. Kedepannya GGF berencana akan melakukan pengolahan biomass menjadi material packaging.

Penjelasan lainnya terkait zero waste yang diterapkan di Great Giant Foods dapat dibaca di sini

Waste Is Our New Resource 


Waste is not a burden but has value. Its treatment is not only beautifully embedded into the business, but is an integral component of synergies across other businesses.





Sumber Materi:

Materi Webinar KJGGF : Pemanfataan Limbah Produksi GGF dengan Konsep Circular Economy Berkelanjutan.

gunungsewucares.com

greatgiantpineapple.com

freepik.com










Nafilata Primadia
Load comments