selamat siang semuanya, gue mau share sedikit tentang sesuatuh nih buat seeeeeemmmmmmuuuuuuuuuuaaaaaaannnnnnnnnyyyyaaaaaaa yang bisa mbaca ini deh, gak pandang mau buluan apa gak,
oke, kalian pasti pernah dengerlah ya kata NARSIS, mungkin itu waktu ada temen yang lagi poto-poto dipinggir jalan, lagi poto jari satu megangg bibir di tengah kuburan, apa gak lagi poto ditengah-tengah orang demo minta turunin bbm, biasa sih itu, ini biasanya ya.. ada yang bilang
"Ih narsis bener sih kamu ini"
dan jawabannya, gak sedikit juga yang begini
"ya biarin, idup-idup gue,gue yang narsis kok, mumpung masih idup, masih muda. apa masalah buat lo:P"*sambilmeletmeletjarisatutetepnempeldibibir*
akhirnya yang ngomongin NARSIS jadi sebel, lari kebelakang pohon beringiin, jongkok, garuk-garuk tanah, sambil nyanyi lagu kangen band..heheheh
gue yakin sih, sebenerya gak sedikit loh orang yang sering bilang narsis, sering dibilang narsis itu tau arti dari kata narsis itu sendiri, yah kayak gue ini geh,,gue baru tau belum lama ini juga kok, jadi gue berniat ngeshare buat yang belum tau, buat yang selama ini bangga beneerr kalo dibilang narsis, yahh lets read it
Konsep dan istilah narsisisme atau narsisistik berawal dari mitologi
Yunani kuno tentang seorang pemuda tampan yang bernama Narsisus.
Narsisus adalah putra dewa sungai, Cephissus. Pada saat itu Echo,
seorang dewi yang tidak bisa berbicara, jatuh cinta
kepadanya. Namun Narcisus bertindak kejam dan menolak cinta Echo. Pada
suatu hari, Narsisus melewati sebuah danau yang sangat bening airnya dan
melihat pantulan dirinya sendiri. Narsisus sangat mengagumi dan jatuh
cinta pada pantulan itu. Narsisus sangat ingin menjamah dan memiliki
wajah yang dilihatnya, tapi setiap kali mengulurkan tangannya untuk
meraih pantulan itu, bayangan itu kemudian menghilang.
Narsisus
tetap menunggu di tepi danau untuk mendapatkan bayangan yang menjadi
obyek kekagumannya sampai mau menceburkan dirinya sendiri ke dalam danau
dan akhirnya mati. Para dewa merasa kasihan padanya, sehingga Narsisus
ditranformasikan menjadi tumbuhan berbunga yang diberi nama Narsisus
berwarna kuning cerah, dan dikenal juga dengan nama Yellow Daffodil.
Di Yunani, bunga itu biasa digunakan dalam upacara pemakanan. Sedangkan
menurut legenda, Echo masih ada di dalam hutan. Bilamana kita berteriak keras dan tiba-tiba terdengar akhir kata yang kita ucapkan berarti Echo ada di sana.
Mungkin itu juga mengapa ada dinamakan echo atau gema untuk suara pantulan.
(Sumber : Musik Dewa-dewa, karya Menelaos Stephanides dan Yannis Stephanides, terbitan PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1989)
Mungkin itu juga mengapa ada dinamakan echo atau gema untuk suara pantulan.
(Sumber : Musik Dewa-dewa, karya Menelaos Stephanides dan Yannis Stephanides, terbitan PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1989)
Mitologi ini digunakan dalam Psikologi
pertama kalinya oleh Sigmund Freud (1856-1939) untuk menggambarkan
individu-individu yang menunjukkan cinta diri yang berlebihan. Freud
menamakan “The narsissists” dan pelakunya disebut individu narsisistik atau seorang narsisis (http://www.psikologiums.net).
Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir, bahkan Andrew
Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah
yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara
kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. Narsisisme memiliki
sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk
berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat
dirinya bahagia. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi
suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis. Kelainan
kepribadian atau bisa disebut juga penyimpangan kepribadian merupakan
istilah umum untuk jenis penyakit mental seseorang, dimana pada kondisi
tersebut cara berpikir, cara memahami situasi dan kemampuan
berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi normal. Kondisi itu
membuat seseorang memiliki sifat yang menyebabkannya merasa dan
berperilaku dengan cara-cara yang menyedihkan, membatasi kemampuannya
untuk dapat berperan dalam suatu hubungan. Seseorang yang narsis
biasanya memiliki rasa percaya diri yang sangat kuat, namun apabila
narsisme yang dimilikinya sudah mengarah pada kelainan yang bersifat
patologis, maka rasa percaya diri yang kuat tersebut dapat digolongkan
sebagai bentuk rasa percaya diri yang tidak sehat, karena hanya
memandang dirinya lah yang paling hebat dari orang lain tanpa bisa
menghargai orang lain.
ternyata semua yang berlebihan itu tidak baik ya,, yah yang sedang-sedang sajalah ya, yang penting tetap bisa menikmatinya..ok semuanya terimakasih ya.