-->
Nafilata Primadia

Ketika Sakit Menyenangkan

Ketika Sakit Menyenangkan
sumber: www.prlog.org
Menengok judul postingan yang saya buat, mungkin akan dinilai sedikit aneh oleh beberapa orang. Yah, mungkin.

Dari sekian banyak permasalahan di negri tercinta ini, Indonesia Raya, masalah kesehatan menjadi salah satunya. Jika kesehatan sudah bermasalah, tandanya anda sedang sakit. Yap, sakit.

Sakit dan sehat itu sama. Sama-sama mahal.
Kalau sakit itu berobatnya sekarang mahal. Pakai obat yang generik pun kalau sakitnya berulang-ulang, juga akan mahal. Apalagi sehat. 

Kata orang-orang kalau ingin hidup sehat, makan teratur, olahraga teratur, istirahat yang cukup. Nyatanya melakukan hal-hal tersebut saja tidak cukup. Yah kalau sakit itu memang sudah kehendak Sang Maha Pencipta. Namun menjaga sehat itu adalah pilihan kita.

Lingkungan tempat kita tinggal, tempat kita beraktifitas, ini harus sangat kita perhatikan dalam rangka menjaga kesehatan. Jiwa yang sehat akan melahirkan lingkungan yang sehat, atau Lingkungan yang sehat akan melahirkan jiwa yang sehat?
Yah terserah anda mau pilih yang mana, yang jelas kita semua sama-sama ingin hidup sehat.

Namanya sehat, berhubungan dengan bersih. Orang yang hidup sehat, pasti orang hidup bersih! Kebersihan di Indonesia menjadi suatu Harapan yang Besar. Sampah yang selalu ada di mana-mana seolah menggambarkan betapa orang-orang Indonesia ini banyak yang sakit. Sakit secara fisik dan secara jiwa. Seolah-olah mereka memang 'senang' sakit. Sejak SD kita sudah diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Nah, dalam kalimat yang diajarkan itu memang ada yang salah. Membuang sampah pada 'tempatnya', bagaimana jika si anak melihat orang membuang sampah di jalan, di sungai, kemudian si anak akan mengikutinya, membuang sampah pada 'tempatnya' yang dia lihat. Lebih baik lagi jika diajarkan Membuang sampah pada tempat sampah yang disediakan. Kalau tidak tersedia tempat sampah ya jangan dibuang, bawa saja dulu. Tunggu sampai ketemu tempat sampah yang sesuai.



sumber: bewaraa.blogspot.com
Saya harap belum terlambat untuk menghentikan kebiasaan membuang sampah disembarang tempat. Khususnya disungai. Sungai itu sumber air. Air sumber kehidupan. Jika kita sudah mengotori, merusak sumber kehidupan kita sendiri bagaimana kita bisa hidup sehat. Air sungai menjadi bau, tapi tetap saja memaksa diri untuk memakainya dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Memang benar-benar 'senang' ya mendatangi sakit. Anehnya, orang-orang yang buang sampah, baik sampah rumah tangga ataupun sampah manusia ini yang selalu protes menyalahkan pemerintah, menganggap pemerintah tidak memerhatikan nasib rakyatnya.

Sampah yang menumpuk itu menjadi sarang lalat. Lalat-lalat yang hinggap di sampah, pindah hinggap di makanan membawa berbagai macam kuman penyebab penyakit. Makanannya disantap sama manusianya, manusianya sakit. 

Tidak hanya sampah yang menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang. Rokok beserta asapnya juga.
Ya, saya pribadi merasa sangat terganggu dengan keberadaan Rokok dan Asapnya, serta pemakainya. Saya merasa terganggu saat mereka(pemakainya) merokok di tempat umum. Di tempat yang tidak semua orang suka asap rokok, tempat di mana tidak semua orang SEHAT.
sumber: citacintakita.wordpress.com

Toleransi masyarakat Indonesia saya rasa benar-benar harus ditata ulang. Pemerintah sudah mengeluarkan larangan merokok di tempat umum, tapi itu hanya berakhir sebagai larangan saja. Nyatanya masih banyak orang ngerokok dimana-mana. Bahkan seorang guru pun masih ada yang ngerokok di kelas :"

Masalah rokok memang masih menjadi dilema. Mau ditutup pabriknya, nanti banyak yang jadi pengangguran. Bertambah lagi lah penduduk yang harus ditekan. (Pemerintah kita kan sedang senang menekan angka kemiskinan) Tapi jumlah perokok semakin meningkat. Bahkan tetangga saya yang masih kelas 6 SD saja sudah dengan gagahnya merokok di jalanan. Tulisan bahaya merokok yang ada dalam bungkusnya memang gak akan mempan untuk masyarakat kita. Mungkin benar-benar harus digambarkan kematian di bungkus rokoknya.

Kalau perlu cantumkan cerita perokok yang mengalami gangguan kesehatan yang sangat kronis di bungkus rokoknya. Untuk pelayanan tempat khusus merokok, saya harap pemerintah serentak meningkatkan fasilitas infrastrukturnya. Kesehatan itu sekarang memang mahal Bu, Pak.
Banner-banner yang bertuliskan 'Kawasan Bebas Rokok' yang terpampang di areal kampus saya pun ternyata hanya sekadar tulisan yang sekali baca, lewat. Generasi muda Indonesianya mulai lupa, Untuk jadi negara maju, kita tetap memerlukan orang-orang yang sehat.

Masalah air bersih juga tak kelar-kelar dibahas. Entah iya dibahas sungguhan atau tidak oleh orang-orang yang ngakunya 'wakil rakyat' itu. Mengutip data Bank Dunia pada 2006, dari 230 juta penduduk Indonesia, terdapat 108 juta penduduk atau sekitar 47 persen yang memiliki akses terhadap air bersih yang aman untuk dikonsumsi. Sementara itu, jumlah penduduk yang memiliki akses jamban yang tidak mencemari sumber air di sekitarnya diperkirakan baru mencapai sekitar 100 juta penduduk. 

Masyarakat kalau sudah kena penyakit, kalau sudah sakit, ada yang sibuk berobat ada yang sibuk nyari duit buat tetap hidup. Syukur-syukur tetap bisa makan, daripada buat beli obat. 

Orang miskin terlalu takut untuk masuk rumah sakit, puskes, klinik. Takut nanti divonis punya penyakit yang Mahal. Masyarakat Indonesia yang sakit dan ingin berobat selalu di ikuti oleh masalah biaya. Ada kartu sehat, kartu miskin, tidak menjamin pelayanan yang didapatkan maksimal. Bahkan saya pernah membaca kisah seorang bapak yang harus menggendong anaknya dari jakarta ke bogor. Si anak ternyata sudah meninggal. Dengan menutupi jenazah anaknya menggunakan kain, sang bapak membawa anaknya naik kereta menuju Bogor. Menyewa ambulance pun sudah tak mampu. 

sumber: www.rimanews.com
Tempat pelayanan kesehatan pun belum merata. Pelayanan kesehatan yang baik masih terpusat di kota. Jika di kota masih kurang baik, pasien yang sakit ya harus terbang ke luar negri. Untuk yang kaya mudah saja melakukannya, Lah kalau yang sakit, yang ingin sehat ini yang tidak punya uang, ya sudah, mending kembali ke kampung, nyari uang untuk makan sehari-hari lagi. Karena sakit memang (tidak)  menyenangkan :). Namun Tuhan memberikan sakit pun ada tujuannya.

Beruntunglah ditengah kesemrawutan masalah kesehatan di negri ini masih ada orang-orang yang sukarela memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, kepada kaum dhuafa, kepada orang miskin. Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa(LKC-DD), Sehat menjadi Milik Semua. Tak hanya untuk si kaya. LKC-DD mempunyai beberapa program pelayanan sosial, diantaranya Aksi Layanan Sehat, Khitanan Massal, Pembiayan Pasien, Penyuluhan Kesehatan, Medical Check Up, Pelayanan Mobil Ambulance dan Jenazah.

Dan melalui tulisan di blog ini saya mengutarakan harapan saya,
Saya harap masyarakat dan pemerintah bisa berjalan beriringan mengatasi masalah keshatan yang terjadi di Indonesia. Dan Pelayanan Kesehatan terbaik dapat dijangkau diseluruh daerah. Hingga Indonesia benar-benar menjadi Indonesia yang Sehat :)
 
referensi:
http://blog.sandal-akasaka.com/permasalahan-air-bersih-tak-kunjung-henti/

Nafilata Primadia
Load comments