-->
Nafilata Primadia

Sepeda, si Teknologi Ramah Lingkungan

Sepeda, si Teknologi Ramah Lingkungan

Sepeda.
Rasanya hampir semua orang mengenal salah satu alat transportasi ini. Biasanya sejak kecil, orang tua juga sudah membelikan sepeda kepada anak-anaknya.  Entah itu karena ikut-ikutan tetangga atau pun karena memang untuk menjadikan anaknya lebih aktif bergerak.

Dulu, di umur 4 tahun—saya sudah diajarkan bagaimana cara mengendarai sepeda oleh tetangga saya. Saat itu saya langsung menggunakan sepeda yang roda dua. Berbeda dengan sekarang, anak-anak yang masih di bawah umur 6 tahun lebih banyak menggunakan sepeda roda tiga untuk belajar—karena dinilai lebih seimbang.

Saat masih kecil, yang saya tahu sepeda itu adalah suatu alat untuk bermain bersama teman-teman yang lain. Sepeda merupakan salah satu alat yang membuat perjalanan dapat ditempuh dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan jalan kaki.

Dikota-kota besar di negara maju seperti Amsterdam (Belanda) dan Berlin (Jerman)  pun kini lebih menggaungkan penggunaan sepeda. Di Amsterdam 40% jalanan kota dipadati dengan pesepeda. Warganya menggunakan sepeda sebagai alat transportasi menuju tempat kerja, sekolah, ataupun sekadar untuk pergi ke taman. Pemerintahnya pun memang tak tanggung-tanggung dalam mendukung gerakan bersepeda ini. Disediakan jalur khusus untuk para pesepeda. Tempat-tempat untuk menyewakan dan memarkirkan sepeda pun lebih banyak ketimbang untuk kendaraan bermotor berbahan bakar minyak. Keamanannya juga tetap diperhatikan.


Sangat jauh berbeda dengan yang terjadi dilingkungan saya—yang masih termasuk daerah pedesaan. Anak-anak SD di lingkungan saya, lebih memilih diantarkan ke sekolah menggunakan motor. Padahal jarak sekolahan dengan tempat tinggal tak sampai kiloan meter. 

Seiring berjalannya waktu, sepeda pun mengalami perkembangan. Mulai dari bentuknya, sampai dengan tenaga untuk menggerakkannya. Disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya. Kalau dulu, sepeda harus digowes untuk bisa berjalan, kini sudah ada sepeda yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkannya.

Sebagai salah satu teknologi, sepeda termasuk dalam kategori teknologi yang ramah lingkungan. Apa itu teknologi ramah lingkungan? Teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang tidak memberikan banyak dampak buruk pada lingkungan kita. 

Walaupun sudah tersedia sepeda yang menggunakan energi listrik, ternyata tetap saja, masyarakat di Indonesia lebih banyak yang memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor yang berbahan bakar minyak. Bahkan berdasarkan data dari BPS jumlah kendaraan motor di Indonesia rata-rata mengalami peningkatan. Padahal tiap waktu, sumber-sumber energi bahan bakar yang digunakan semakin berkurang.

Sepeda yang harus dikayuh dengan kaki untuk menjalankannya, dinilai sudah tidak efektif lagi untuk menempuh perjalanan. Selain itu, kondisi jalanan di Indonesia, memang belum mendukung pengguna sepeda. Padahal selain tidak menimbulkan pencemaran udara, sepeda juga dapat menyehatkan penggunanya. 

Lalu, kenapa sepeda bisa menjadi teknologi yang ramah lingkungan?

Sepeda yang saya bahas di sini adalah sepeda yang murni harus dikayuh pedalnya dalam penggunaannya. Sepeda digerakkan dengan kayuhan dari kaki yang kemudian menggerakkan gir depan. Gir depan dihubungkan dengan gear belakang melalui rantai. Karena saling terhubung ini, saat gir depan digerakkan maka gir yang dibelakang pun akan ikut memutar roda belakang sepeda. Sepeda yang seperti ini tidaklah menghasilkan emisi. Emisi merupakan gas sisa hasil pembakaran bahan bakar yang sebagian besar bersifat beracun dan menjadi peyumbang besar pada pemanasan global.

Berbeda dengan sepeda listrik yang masih menggunakan sumber energi lain untuk menggerakkannya selain dengan di kayuh. Sumber energi listrik di Indonesia sendiri masih banyak mengalami permasalahan. Jadi menurut saya, penggunaan sepeda listrik pun masih kurang efektif untuk dijadikan teknologi alternatif yang ramah lingkungan. Sepeda kayuh biasa lebih ramah lingkungan. Beruntunglah masih ada komunitas-komunitas yang terus mengajak masyarakat kembali menggunakan sepeda.


Selain sepeda listrik, beberapa waktu yang lalu, di Indonesia pun hangat diperbincangkan tentang mobil listrik. Mobil listrik yang digadang-gadang menjadi salah satu kendaraan alternatif yang lebih ramah lingkungan dan mempunyai prospek menjanjikan di Indonesia. Namun sayangnya belum lama ini, salah satu pembuat mobil listrik Indonesia harus kembali ke Jepang lantaran ketidakpastian izin mobil listrik buatannya dari Kemenristek. Dengan terjadinya hal ini, harapan produksi massal kendaraan mobil listrik buatan anak negri semakin menipis.

Semoga, masyarakat Indonesia lebih banyak mengetahui tentang teknologi ramah lingkungan.

Sumber referensi;
http://krisna-ard.blogspot.com/2012/11/mengenal-cara-kerja-sepeda.html
http://astacala.org/wp/2012/05/sebuah-elegi-antara-kita-dan-emisi/
http://www.sepedaku.org/touring-bike/10-kota-bersepeda-terbanyak-di-dunia/
Nafilata Primadia
Load comments