-->
Nafilata Primadia

Dikepung ikan Teri di Pulau Pasaran

Dikepung ikan Teri di Pulau Pasaran
Pulau Pasaran dan Terinya

Akhirnya, nambah satu lagi pulau di Indonesia yang bisa saya kunjungi. Walaupun masih dalam satu provinnsi, tapi kan udah beda daratannya. Namanya Pulau Pasaran, lokasinya ada di Kota Karang, kecamatan Teluk Betung Timur, Bandarlampung. Kalau tadi sih perjalanan dari Unila sampe ke Pulau Pasarannya satu jam. Itu naik mobil pribadi--milik dosen. Dan bapak dosen yang nyetir mengakui, kalau beliau masih belum terlalu mahir nyetir, jadi ya pelan-pelan saja. Tapi bisa juga ditempuh dalam waktu 30 menit kok.

Untuk benar-benar sampai di sana ada dua pilihan. Bisa dengan naik perahu atau bawa kendaraan sendiri lewat jembatan yang belum lama dibuat dengan dana buanyak banget itu. Saking banyaknya, waktu dikasih tahu total biaya yang dianggarkan untuk membuat itu jembatan saya terkejut :o, membandingkan sama bentuk jembatannya. Tapi kata pak Ali--dosen yang ngajak kesana, "Ya Alhamdulillah masih ada bentuknya." 

Hari ini saya bersama rombongan memilih naik perahu. Biayanya kurang tahu sih berapa, soalnya dibayarin sih.hhe

Diperjalanan menuju Pulau Pasaran, kita bisa menyaksikan keberadaan hutan bakau ditengah-tengah kota. Dan perahu yang ditumpangi inikan gak seperti kapal kalau saya nyebrang menuju Pulau Pahawang, jadi ada pening campur eneg gimana gitu naik perahu yang gak ada atapnya itu :". Atau mungkin karena lihat air lautnya yang gak berwarna biru. Iya lautnya lagi butek. Dan lagi, lautnya sedang surut. Jadi waktu sampe ke tepian Pulau Pasarannya pun, mayan tinggi naik ke atas tepiannya.hho

Pulau Pasaran ini dulunya cuma 2 hektar, dan sekarang sudah 12 hektar lho. Yang dulunya masih banyak berdiri pohon kelapa, sekarang dengan 12 hektar itu, banyak ikan teri yang terkapar di atas jemuran--yang terbuat dari anyaman bambu.




itu Teri dan Ibu-ibu

ini Pak Ali dari Belakang

Itu Ikan Teri dan Ikan Mendut lagi Berjemur

Ikan terinya banyak. Di mana-mana ketemunya ikan terilah. Waktu keliling, jalan kebeberapa rumah, eh nanti ketemu lahan yang dipakai untuk menjemur ikan teri dan kawan-kawannya. Pulau Pasaran itu emang pusatnya ikan teri di lampung. Waktu ada ngobrol-ngobrol dengan salah satu warganya, di kasih tahu, kalau dalam sehari bapak itu bisa mengirimkan satu ton ikan teri. Lu bayangin deh, itu ikan teri satu ton, matanya ada berapa???BERAPA?????

Saya sempat lihat juga proses perebusan ikan mendut yang mau dijemur. Tempat ngerebusnya itu, panasnya, duh. Mana sudah tempatnya yang di tengah lautan begitu sudah panas, :". Ikannya dijemurnya sih gak terlalu lama, yah sekitar 2-3 jaman aja. Biar ikannya tetap berat ditimbangan.hhhi Harganya berapa? Kalau tidak salah dengar sih tadi ada pak pengepulnya yang bilang itu 2.500/kg. Ada cuminya juga, tapi mahal ._. saya gak ada duit buat belinya. Yah..yah...yah...

sedang merebus ikan mendut
ikan yang sudah direbus
cumi asin *katanya*

Kalau melihat kondisi lingkungannya, Pulau Pasaran masih belum bersih sik tempatnya. Masih banyak sampah dibeberapa tempat yang nusuk mata. *Yailah, emang di mana-mana selalu ada sampah sih, gak cuma di Pulau Pasaran :D*

Selain menjual ikan teri, ada menjual makanan dari olahan terinya juga lho. Ada peyek teri, ada stick teri. Selamat datang di negri Teri.hho

Sahabat Pulau Lampung dan Pulau Pasaran

Tujuan awalnya saya dan teman-teman datang ke Pulau Pasaran itu untuk melihat lokasi calon Rubah baru kami bukan untuk berjemur santai bareng ikan teri kok. Ini kerjasama dari Pak Ali. 

Di sana, saya dan teman-teman dari SPL di ajak melihat tempat yang akan dijadikan rubahnya. Ruangan dengan ukuran sekitar 3x3 meter rencananya akan dijadikan sebuah perpustakan. Di dalamnya sudah ada lima komputer, 2 printer, beserta speaker-speaker, bahkan ada LCD proyektor juga. Ini bantuan dari dinas. Tapi ini keren. Fasilitasnya udah mendukunglah ya. Warganya juga mendukung banget lho. Semoga ke depannya lancar ya [Aamiin]


Gratisan itu Emang Nikmat (^^/\)

Hari ini saya dateng ke tempat janjian sama Pak Ali gak telat. Malah saya yang paling pagi datengnya. 

Tadi di atas kan sudah saya bilang, kalau ongkos perahu untuk nyebrangnya saya tidak tahu. Semua dana transportasinya di tanggung sama pak Ali. Motor saya pun saya titipkan di parkiran Masjid Kampus. Soalnya ke sananya kan bareng-bareng naik mobil Pak Ali.

Sampai di Pulau Pasaran itu, kami bertemu dengan rombongan dosen-dosen yang lain--temennya pak Ali. Wah, hari ini ternyata saya bertemu dengan orang-orang luar biasa. Ada salah satu dari dosennya--perempuan--saya lupa namanya--beliau punya prestasi yang buanyak banget. Prestasinya tingkat internasional.

Nah, waktu di sana dibelikan minuman sama ibu dosennya. Padahal di kantong tas, sebotol air mineral yang dikasih sama pak Ali saja belum dibuka segelnya :D. Namanya rejeki mah jangan ditolak ya.

Waktu pulangnya, pas banget sudah memasuki jam makan siang. Di tawarin deh sama Pak Ali mau makan siang apa--dimana. Yak namanya juga mahasiswa yang pemalu begini, ditanyain gitu ya jawabnya seperti itulah. Hha Pilihannya banyak, dari bakso sampe mekdi. Tapi gak ada yang dipilih kok diantara dua itu. Pilihannya jatuh kepada Rawon.hho Saya sih belum pernah makan nasi rawon. Bahkan untuk nyari gambarnya di gugel aja saya belm sempat :D

Makannya di rumah makan yang deket Rumah Sakit Bumi Waras. Saya gak tahu namnya. Saya cuma tahu rasa rawonnya :D Enak kok. Sambelnya pedes tuh. Es jeruknya manis--mirip kayak jeruk gitu rasanya. Tapi saya kok saya merasa daging yang ada di rawon saya itu berlebihan. Pas temen-temen yang lain udah pada abis, saya kok masih banyak ._. , saya merasa berdosa. Bungkus bisa kali ya..hhha

Bahkan pas keluar dari tempat makan itu, saya jadi kepikiran, itu rawon kalo gak habis, dikemanain ya??
Ada mbak yang jawab, mungkin di kasihin ke orang. Terus saya bilang lagi, "ah masa ngasih orang bekasan orang gitu sih." Akhirnya dua mbak-mbak senior dari SPL itu pun kepikiran dengan pertanyaan saya.hha Padahal kan saya niatnya ya cuman nanya, beneran aja. Biar nanti pas saya punya rumah makan nasi rawon, kalau ada yang sisa begitu, saya sudah tahu mau dikemanakan itu.hhe

Padahal waktu paginya Pak Ali sempat nawarin untuk sarapan--kalau belum sarapan. Alhamdulillah, ternyata yang ikut semuanya sudah sarapan :"D 

Pak Ali ini memang luar biasa. Ruang kerjanya saja sampai ada tiga. Kata beliau, semakin banyak ruang kerja, banyak pula kerjaannya. Pak Ali, punya usaha juga selain sebagai dosen, tapi tugas beliau sebagai dosen juga tetap jalan dengan baik. Bahkan tahun ini Pak Ali membimbing 4 tim PKM. Duh, saya jadi merasa bersalah dengan ide saya yang cuman berhenti jadi ide belum ada eksekusinya.fufufufufu
Nafilata Primadia
Load comments