-->
Nafilata Primadia

Lapah-Lapah Mit Gunung Anak Krakatau(1)

Lapah-Lapah Mit Gunung Anak Krakatau(1)
Agustus, 2014.

Saya lupa sih tepatnya kapan dan jam berapa saya dapat informasi mengenai Tur Gunung Anak Krakatau GRATIS. Sebulan sebelumnya sih saya memang sering liat dan baca banner-banner yang ada dipinggir jalan mengenai informasi kegiatan Tur ke GAK. Tapi saat itu tidak ada infonya kalau gratis.

Setelah tahu kalau tur-nya gratis, akhirnya dua hari kemudian saya mendaftarkan diri untuk mendapatkan tiket gratisnya yang sangat terbatas.

Sambil menunggu balasan email--untuk booking tiket gratisnya--saya terus aktif menyebarkan kabar gembira ini di sosial media. Konon, semakin sering aktif di media sosial, maka peluang dapet gratisannya makin tinggi juga. 

Dan akhirnya saya dapat juga balasan dari panitianya.
Festival Krakatau



Alhamdulillah kebagian juga tiketnya. Entah udah tanda-tanda alam atau bagaimana. Sehari sebelum mendapatkan pesan balasan ini, saya membaca sebuah tulisan di Leisure Republika yang menceritakan tentang pengalaman seorang traveler yang jalan-jalan ke Gunung Anak Krakatau.

Semakin hari semakin gak sabar saya nunggu nikmatnya perjalanan gratis ke Gunung Anak Krakatau. Sampai umur 19 tahun, belum pernah saya main ke tempat yang bersejarah ini. Beruntunglah saya mendapatkan informasi mengenai Festival Krakatau tahun ini.

Festival Krakatau sendiri sebenarnya merupakan agenda tahunan pemerintah daerah Lampung. Tapi ya gitu, baru dua tahun ini saya tahu tentang agenda ini. Entah saya yang kurang peduli, atau memang penyebaran informasinya yang masih sangat minim. Teman-teman saya yang tinggal di kota saja masih banyak yang gak tahu tentang rangkaian kegiatannya.

Sebenarnya kegiatannya ada banyak. Ada lomba surfing, kegiatan fun snorkeling dan diving, wisata ke Gunung Anak Krakatau, dan ada parade budaya juga, dll. Tapi saya cuma bisa ikut kegiatan wisata Gratis ke Gunung Anak Krakataunya saja (Alhamdulillah)

Saya tidak mau menceritakan sejarah GAKnya, kalian cari saja sendiri ya digoogle :D.

Saya mau bercerita tentang pengalaman saya saja.

***

Setelah senang mendapatkan kode booking tiket, saya kemudian bingung, dengan siapa saya harus menukarkan kode booking tiketnya ini. Beruntunglah...ternyata ada satu--kemudian menjadi dua--teman kampus saya yang ternyata ikut juga. 

Rencananya saya dan teman saya akan menukarkan kodenya dihari terakhir. Tapi karena saya terlalu takut kehilangan kesempatan mendapatkan gratisan, akhirnya saya mencoba nyari sendiri Lokasi Kantor Dinas Budaya dan Pariwisata Lampung bermodalkan Navigation di hengpon.

Karena ini baru pertama kalinya saya pake aplikasi navigation, alhasil saya nyasar kemana-mana. Mbak-mbaknya berisik banget. Marah-marah mulu kalau saya salah belok. Mana ada jalan forbidden tapi mbak-mbak navigationnya maksa suruh belok. Lah, kan jadi nyasar. Karena sudah gak pe
rcaya lagi dengan mbak Navigationnya, akhirnya saya memilih untuk mengikuti sebuah mobil box--yang entah mau kemana tujuannya.

Alhamdulillah...mobil yang saya ikuti melewati jalan yang benar. Akhirnya saya pun kembali ke jalan yang benar juga.

Kondisi bensin yang mulai tidak mendukung membuat saya harus kembali ke rumah saja. Saya tidak bisa lagi melanjutkan nyasar ketempat yang lainnya lagi hari itu.

Sesampainya di rumah, saya coba pahami lagi tentang Navigation hengpon saya. Ternyata, memang saya lah yang terlalu bodoh memahami mbak-mbak navigationnya. -_- Saya gak lihat dulu kalau ada menu untuk melihat rutenya. Ternyata yang membuat saya nyasar kemana-mana adalah saat saya berada disuatu bundaran. Saya salah ambil first exit-nya :D. Tapi sejak itu, saya makin mengandalkan aplikasi navigation untuk mencari tempat yang belum saya tahu--sendirian.

Ujung-ujungnya saya ikut teman saya dah, nukerin kodenya di hari terakhir. Pas sampe kantor dinasnya, kondisi sepi. Padahal mau ada hajat besar. Kok kantornya ya sepi sekali. Jadi ragu juga, jadi atau enggak kegiatan Festival Krakataunya. Tak ada petunjuknya juga, dibagian mana menukarkan kode dengan tiket aslinya. Untunglah saat itu ada mbak-mbak pegawai sana yang lewat. Bisa ditanyain deh. 

Setelah tahu ruangannya, kemudian saya dan teman-teman saya menukar kodenya, dan saya dapat tiketnya. YEAYYYYYY! Gunung Anak Krakatau...akhirnya akupadamu :3

***

Setelah menunggu beberapa hari, tiba juga saatnya untuk perjalanan gratis ini.

Menurut informasi yang ada di website Festival Krakatu, agenda Perjalanan Menuju GAKnya dimulai dari pukul 05.30. Ini acara paling pagi yang pernah saya ikuti. Saya sampe bingung, harus berangkat jam berapa dari rumah. Karena, sehari sebelumnya saya coba berangkat dari rumah menuju Lapangan Gubernuran--tempat ngumpul peserta tur GAK--itu butuh waktu +-40 menit. Tapi kalau saya harus berangkat subuh, jalanan masih terlalu sepi. Ngerii boo, jalanan di Lampung kan gitu :D. Gak terduga. hohohoho

Yah walaupun akhirnya saya tetap harus berangkat pukul 04.45. Yapp...ini demi. DEMI GRATISAN. Karena menurut informasi dikoran yang saya baca itu, perjalanan 'resmi' menuju Gunung Anak Krakatau ini bisa menelan biaya jutaan rupiah. Untuk menuju GAK bisa dengan transit ke Pulau Sebesi dulu. Kalau mau naik kapal yang sesuai jadwal (pagi dan siang) itu ongkos kapalnya masih murah. Karena kita naik kapalnya bareng sama warga yang mau menyebrang juga. 

Tapi kalau ketinggalan kapal yang sesuai jadwal itu, kita musti merogoh kocek dalam untuk ongkos kapalnya. Ongkosnya bisa mencapai 1juta. Itu juga belum tentu kita boleh mendaki ke GAK-nya. Karena untuk berwisata secara resminya itu, harus mendapatkan izin dulu dari dinas terkait cagar alam GAK. Ini juga lama, gak mudah(katanya) untuk mendapatkannya.

Jadi... ya saya semakin semangat untuk perjalanan gratisan ini.

***

Kegiatan ini gak cuma diikuti rakyat jelata pecinta gratisan seperti saya ini...ada berbagai awak media yang ikut meliput, ada traveler-traveler keren juga yang ikut, salah satunya ada @lospacker. Dan saya satu kapal juga sama admin @bandarlampungku :D

Namanya masih di Indonesia, ada saja yang membuat jam karetnya keluar. Padahal sudah saya bela-belain belum sarapan karena takut ditinggal(beneran). Kan katanya ada pak mentri pariwisata juga yang mau ikut, jadi saya kira akan benar-benar on time. Namun..oh namun. Tak ada pak mentri dan pak gubernur yang ikut. Cuma diwakilkan
***

Setelah menunggu beberapa menit-menit-menit-menit dan banyak menit. Akhirnya datang juga armada busnya. Panitia pun masih pada sarapan. Sampai hari mulai terang...barulah ditempel nama-nama peserta dan busnya. Untung saya semobil dengan kedua teman saya.

Akhirnya sudah mau berangkat juga. Akhirnya dapat snack gratis juga. Oh nikmatnya gratisan.
Dan ternyata panita yang menjadi penanggung jawab bus yang saya tumpangi adalah kakak tingkat saya. Tapi dia gak kenal saya. Gak apa-apalah. Aku mah apa geh. Cuman mahasiswa jelata-jelita. Mana dia kenal :v
***

Sebenarnya saya sudah merasa bagaikan obat nyamuk yang ngluer-ngluer diantara kedua teman saya--yang mana--mereka adalah sepasang kekasih--namun sialnya ternyata dibus--saya malah dapat posisi duduk yang depannya juga ada sepasang kekasih--yang saling berbagi sarapan--suap-suapan :( Oh nikmatnya perjalanan GRATIS ini. 

Saking sedihnya terjepit dalam kondisi seperti itu, akhirnya saya menatap keluar jendela, dan dadada sama pak polisi yang mengatur lalu lintas rombongan peserta tur. Bah...baru kali ini saya naik mobil dikawal sama polisi. Dan dijagain sama kang satpol PP lho. Berasa orang penting.(padahal mah yang penting itu ibunya pak gubernur).
***

Ternyata perjalanan menuju dermaga BOOM Kaliandanya cukup jauh. Sampe pegel palak adek bang. Panas pantat juga. Padahal busnya udah ngebut sih, tapi tetap saja, jauh.

Saya kira suasana di busnya akan dibuat semenarik mungkin. Mengingat ini pesertanya dari mana-mana, sapa tahu gitu ada sesi kenalan. Nyari jodoh. Gitu. Atau nyari yang lain. Ternyata panitianya malah asyik ngobrol sama kang satpol PPnya aje. Aydah. Garing kriuk-kriuk suasananya. Yang segenk sih enak, tetep ngobrol. Lah gue??? ini walaupun temen kampus, karena dikampus saya jarang main sama dia, jadi ya canggung dah mau ngobrolin apa.
Festival Krakatau
*itu saya yang pake jilnan biru. Ngantuk banget sumpah. Gak diajak ngobrol sih :(*

***
Hampir dua jam perjalanan menuju dermaga Boom. Akhirnya sampai juga. 

Sampai sana, pemberitahuan pertamanya adalah tentang Toilet. Yak..mengingat perjalanan yang akan ditempuh masih jauh, kemudian di kapal tidak ada fasilitas mck, maka panitia menyarankan yang mau pipis, jangan di tunda-tunda lagi. Kemudian, bubarlah sebagian peserta. Mereka berhamburan mencari toilet. Sebenernya saya juga pengen. Tapi gak ada temennya. Kedua teman saya itu ya lagi nyari batre buat kameranya.

Di dermaga Boom ini ada pasar ikannya juga. Banyak peserta yang punya kamera bagus-bagus itu pada foto-foto disini. Saya??? melongo aja sih udah cukup.

Setelah peserta yang lain merasakan kelegaan akan pipis yang telah dikeluarkan, peserta kembali di suruh masuk ke bus. Kita mau nyebrang ke pulau Gunung Anak Krakataunya langsung pake busnya. hahahaha. 

Karena tidak boleh parkir sembarangan, jadi busnya harus parkir di tempat yang telah ditentukan oleh panitia. Dan ternyata lumayan jauh lhoo...malah bus rombongan saya ini kebagian paling belakang parkirnya. Makin jauh aja dari tempat kapal bersandar.

***

Ternyata dilokasi kapal-kapal bersandar sudah ramai warga yang menyambut. Ada pak tentaranya juga lho. Gak ketinggalan, pak polisi lautnya.

Duh, kapalnya ternyata gede. Jauh lebih besar dari kapal yang biasanya saya tumpangi saat menyebrang ke Pulau Pahawang. FYI, tahun lalu malah pake kapal feri nih turnya. Karena mengundang dubes luar juga getoo. Tapi tahun ini dan (mungkin) selanjutnya, kegiatannya dikhususkan untuk warga saja. Tidak perlu melibatkan dubes-dubes. Katanya bikin repot aja. :v

Satu persatu peserta dipanggil namanya, dan ditentukan kapalnya. Lagi-lagi saya masih kebagian satu kapal sama kedua teman saya. Dan juga sepasang kekasih yang duduk di depan saya--saat dalam bus. 

Namanya gratisan ya, ada aja kurangnya. Ini kita mau melewati lautan luas dan ombaknya gak ecek-ecek. Pelampung ternyata kurang lho di kapal saya. Ya saya sih biasa aja. Biasa takutnya gitu.
***

Saya dan kedua teman saya berbaur dengan peserta lain duduk di bagian depan kapal. Gak boleh duduk di dalam. Apalagi duduk dipangkuan pak nahkodanya setttdah. 

Di awal perjalanan, rombongan peserta tur disuguhi dengan pemandangan kapal-kapal kecil yang dihias-hias. Saya lupa istilahnya apa. Seingat saya ini semacam kegiatan sedekah lautnya. 

Festival Krakatau
Rombongan Peserta Kapal 6 *kalo gak salah sih*
yang lainnya duduk di atas dan dibelakang

Festival Krakatau
Sedekah Laut Fesitval Krakatau


Festival Krakatau
Sedekah Laut Festival Krakatau


Kapal Peserta diiringi perahu-perahu warga yang melakukan sedekah laut


Festival Krakatau
Sedekah Laut Festival Krakatu

Saat pertunjukan sedekah lautnya, terdapat beberapa orang yang melompat dari perahu dan berenang di lautan. 
dua warga setempat berenang di lautan

saya sarapan dulu--laper banget
Karena saya tidak biasa dan tidak bisa makan-makan di dalam bus, akhirnya sarapan yang dibagikan oleh panitia saat dalam bus, saya makan saja saat di kapal. 

Festival Krakatau
Polisi Laut

Festival Krakatau
Polisi Laut
Gak cuma waktu dijalan darat saja dikawal sama pak polisi. Waktu di atas laut pun dikawal. Ahh...berasa ikutan jadi pejabat penting gini :D

Festival Krakatau
Kapal rombongan peserta lain
cont'....

*foto-foto yang ditampilkan beberapa dokumentasi pribadi, beberapa yang lain dokumentasi temen saya.


Nafilata Primadia
Load comments