-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 43

[Cerbung] Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 43

Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 43
Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 43


"Apa maksudnya untung tidak untung? Ungkapanmu itu agak lucu dan aneh." Tanya Fahri sambil mengerutkan kening. Fahri dan Misbah berbincang menggunakan bahasa Indonesia, sehingga paman hulusi hanya diam saja. Ia tidak bisa memahami apa yang dibicarakan dua sahabat lama yang baru ketemu itu.

"Ya. Untung dapat beasiswa Dikti, mas, sehingga bisa kuliah ke luar negeri. Banyak yang mendambakan kuliah ke luar negeri, tapi tidak bisa. Tidak untungnya, kok ya dapatnya Dikti, yang saya rasakan sendiri boleh dibilang paling mengenaskan nasibnya dibandingkan para penerima beasiswa dari lembaga lain. Dikti sering telat. Saya pernah didenda pihak kampus, gara-gara telat bayar SPP, karena kiriman dari Dikti terlambat."

"Lha, ini saya tidak bisa selesai tiga tahun tepat. Beasiswanya hanya untuk tiga tahun. Tetapi, saya yakin, satu tahun lagi selesai. Sementara lembaga yang lain beasiswa doktor sampai empat tahun. Saya sudah usaha minta perpanjangan, tapi tidak mendapat respon dari jakarta, mas. Saya sudah habis-habisan."

"Anak dan istri saya, sudah saya pulangkan setengah tahun yang lalu. Saya sampai harus jual mobil dan tanah milik istri, demi membawa keluarga ikut ke Bangor. Saya sudah tidak punya apa-apa lagi untuk membiayai sisa kuliah satu tahun ini. Ditambah supervisor saya yaitu Prof. Dr. Mustafa Adeib pindah kampus. Pindah ke Heriot-Watt University."

"Pindah ke Edinburgh ini?"

"Iya, benar. Profesor Adeib menawarkan saya ikut pindah. Jadi diselesaikan di Heriot-Watt. Profesor menggaransi urusan perpindahan itu tidak masalah. Namun beliau tidak memberikan beasiswa, jadi beasiswa harus dicari sendiri. Itu yang saya angkat tangan. Dengan adanya proses pindah, mungkin tidak satu tahun akan selesai. Saya prediksi, satu tahun setengah. Jadinya total akan empat tahun setengah. Itu prediksi saya."

"Tambah lagi, Profesor Adeib mensyaratkan dua seminar internasional untuk meraih Ph.D. Saya sudah seminar di UI, dan sebenarnya saya sudah siap untuk presentasi pada sebuah seminar internasional di Berkeley. Artikel ilmiahnya sudah diterima oleh panitia seminar. Tapi biaya tidak ada. Dan bayangan biaya kuliah satu setengah tahun, benar-benar gelap. Saya realistis saja. Saya akan pulang. Seorang teman dari Malaysia, yang jadi dosen di Kuala Lumpur memberi lampu hijau bisa lanjut di sana. Begitu ceritanya, mas."

"Kau dosen di mana, Bah?"

"Di IAIN Raden Intan Lampung, ngajar Ekonomi Islam."

"Kau nikah dengan orang mana?"

"Pujakesuma, mas."

"Apa itu?"

"Putri jawa, kelahiran sumatra. Saya menikahi mahasiswi saya sendiri. Berawal dari membimbing skripsi dia. Saya kok, merasa dag-dig-dug setiap kali dia datang konsultasi bimbingan. Saat itu, saya dosen baru, belum menikah. Saya merasa ada tanda-tanda jatuh cinta. Dari pada gawat, saya datangi rumahnya, saya lamar. Saya nikahi tepat satu hari setelah dia sidang munaqasah."



***
(bersambung...) 
Nafilata Primadia
Load comments