-->
Nafilata Primadia

[Cerbung]Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 75

[Cerbung]Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 75



Siang itu, usai makan siang di Pierre Victoire, Fahri mengantar misbah ke heriot-watt university. Sementara misbah menjumpai supervisornya, fahri mengajak paman hulusi menjenguk Prof. Charlotte Brewster supervisor program postdocnya yang ternayata masih di western general hospital, edinburgh.

Prof. charlotte merasa sangat terkejut dikunjungi fahri. Apalagi fahri mengabarkan bahwa tulisan ilmiahnya untuk potdoc sudah selesai. Fahri juga mengabarkan semua amanah prof. charlotte sudah ia tunaikan termasuk mengajar kelas phylology.

"Terima kasih, saya senang sekali mendengarnya. Bagaimana dengan tawaran Prof. Stevens?"

"Saya sudah baca proposal mahasiswa itu. Saya rasa, bisa saya terima."

"Bagus. Semoga besok sore saya sudah meninggalkan rumah sakit ini. Dan senin, saya akan buat surat resmi kepada yang berwenang agar mengangkatmu sebagai pengajar resmi. Kau mau kan?"

"Saya coba satu tahun dulu."

"Jangan satu tahun. Dua tahun."

"Boleh."

Fahri melihat jam tangannya,
"Saya harus pamit. Saya masih harus menjepmut seorang teman."

"Terima kasih. Kau satu-satunya sahabat yang menjengukku."

"Segera sembuh. Amin."

"Amin."

Dari western general hospital. Fahri mengajak paman hulusi untuk membeli CCTV.

"Mau dipasang di mana?" tanya paman hulusi.

"Di rumah kita. Tolong nanti paman yang pasang. Jangan sampai di ketahuiorang. Saya yakin, tangan jahil yang mencoret-coret kaca mobil dan membuat tulisan penghinaan masih akan melancarkan aksinya lagi. Saya ingin tahu orangnya."

"Saya sangat yakin itu pasti ulah si nakal Jason."

"Ya, makanya kita perlu bukti basahnya agar bisa mendidik anak itu, kalau anak itu pelakunya."

"Kita pasang tiga kamera, Hoca."

"Terserah paman. Saya serahkan hal itu sama paman."

"Beli yang nirkabel saja. Yang pakai wireless, jadi mudah pasangnya, dan kameranya mudah disembunyikan."

"Terserah paman, mana baiknya saja."

"Kalau sudah ada bukti kuat, apa Hoca mau memproses anak itu secara hukum?"

"Paman tenang saja. Urusan mendidik anak itu biar jadi urusan saya, paman. Dia masih sangat muda. Kita harus memperlakukannya dengan kasih sayang, paman."

"Hoca terlalu halus dan lemah."

"Lemah?"

"iya."

"Paman tidak ingat bagaimana paman diselamatkan oleh Allah. Sudah lupa rupanya?"




***
(bersambung...)
Nafilata Primadia
Load comments