-->
Nafilata Primadia

[Cerbung]Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 77

[Cerbung]Ayat-Ayat Cinta 2 Bagian 77



"Paman, saya punya ibu yang juga sudah tua meskipun tidak setua nenek catarina. Dan meskipun ibu saya tinggal bersama adik perempuan saya, melihat nenek catarina itu saya kasihan. Kakinya kan sedang sakit. Dia sudah makan siang belum ya? Sudah makan malam beum. Dia kan hidup sendirian."

"Tapi dia yahudi."

"Kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada siapa saja. Pada anjing sekalipun kita diminta berbuat baik."

"Apa yang hoca inginkan, saya ikut."

"Di dapur kita masih punya apa, paman?"

"Masih punya roti tawar, roti bagel, dan kuah kari kambing dari resto agnina yang bisa kita hangatkan."

"Mantap, paman. Kita makan malam dengan roti bagel pakai kuah kari kambing panas. Tolong paman siapkan tiga roti bagel dan kuahnya untuk nenek catarina, biar saya antar ke rumahnya."

"baik, hoca."

Pukul delapan lebih sedikit, fahri sudah berdiri di depan pintu rumah nenek catarina. Hujan mulai reda. Dengan tertatih nenek catarina membuka pintu. Nenek itu tampak senang melihat wajah Fahri.

"nenek belum tidur? Maaf kalau mengganggu."

"Tidak apa. Saya tidak bisa tidur. Ingin tidur, tapi tidak bisa tidur. Ayo masuk."

"Kenapa tidak bisa tidur, nek?" tanya Fahri setelah ia menuntun nenek catarina untuk duduk di sofa. Sementara tangan kanannya memgang tas plastik berisi roti bagel dan kuah kari.


"Pertama, kakiku terasa sakit. Terasa ngilu. Kedua, perutku juga sakit." Jawab nenek Catarina sembari duduk. "Itu apa yang kau bawa?"

"Sedikit untuk makan malam nenek. Roti bagel dan kuah kari. Siapa tahu nenek belum makan malam."

"Oh, Elohim, terima kasih kau utus malaikat-Mu...hiks...hiks..hiks," nenek catarina terharu. "Perutku sakit. Sejak siang,aku belum makan sampai malam ini. Terakhir makan saat jamuan sahabat di sinagog. Itu saya masih punya makaroni pasta untuk buat spaghetti, tapi cuma itu. Bumbu yang lainnya habis. Saya mau keluar pergi ke minimarket, kaki sakit."

"Sebenarnya bisa pesan ke minimarket minta barangnya di antar, dibayar dirumah. Hanya nambah sedikit ongkos kirim. Sebagian malah tanpa ongkos kirim."

"Itulah, aku sudah terlalu tua. Kadang ingat, kadang lupa. Iya, sebenarnya bisa pesan seperti itu. Diantar kesini. Tapi itu tak pernah ku lakukan."

"Nenek saya siapkan makannya, ya. Boleh saya ambilkan piring di dapur?"

"Boleh. Jadi merepotkan kamu."

"tidak nek."

Fahri mengambil dua piring di dapur nenek catarina. Dapur itu sedikit kotor. Ada beberapa gelas dan piring di washtafel yang belum dicuci. Tapi fahri bisa menemukan piring-piring bersih di rak. Fahri mengambil satu piring dan satu mangkok dan membawanya ke depan. Fahri meletakkan tiga roti bagel itu pada sebuah piring, dan menuangkan kuah kari yang dibungkus plastik oleh Paman hulusi ke dalam mangkok


***
(bersambung...)
Nafilata Primadia
Load comments