-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 78 : Jangan Menipu Allah

[Cerbung] Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 78 : Jangan Menipu Allah




"Silakan dicicipi, nek. Maaf, adanya ini. Malam ini kami makan dengan ini."

Nenek catarina mengambil roti bagel dan menyobeknya, lalu mencelupkan ke dalam kuah kari dan memakannya dengan lahap.

"Enak sekali. Tubuhku langsung terasa hangat."

"Nenek mau saya buatkan teh?"

"Tidak usah. Biar nanti aku buat sendiri."

"Nek, teman saya yang agak tua itu bisa memijat urat kaki yang salah. Kalau nenek mau, besok kaki nenek biar dipijit sama dia. Bagaimana, Nek?"

"Tidak usah. Nanti biar sembuh sendiri."

"Saya boleh pamit ya, nek."

"Ya, terima kasih atas segala kebaikanmu, anakku."

Fahri kembali ke rumah.
"Bagaiman Hoca, kenapa lama di sana?"

"Kalau saja kita tidak antarkan roti itu ke rumah nenek catarina, maka malma inikita melakukan sebuah dosa."

"Memangnya kenapa, Hoca?"

"Nenek catarina sejak siang belum makan. Perutnya sampai sakit. Ia tidak bisa keluar ke minimarket  atau supermarket karena kakinya sakit. Kita berarti membiarkan tetangga kita perutnya sakit karena lapar, sementara kita tidur kenyang. Itu sebuah dosa sosial. Nabi Muhammad saw. sangat tidak menyukainya."

"Astaghfirullah."

"Rabbuna yaftah `alaik, mas."

"Amin."

10
JANGAN MENIPU ALLAH

Mereka bertiga iktikaf di masjid pusat edinburgh atau edinburgh central mosque sejak sebelum subuh. Fahri masih duduk memuraja'ah hafalan quraanya. Tak jauh di belakangnya Misbah duduk membaca al quran dengan mushaf di tangannya. Sementara paman hulusi tampak tertidur bersandar di dinding.

Di luar masjid temaram sinar matahari mulai menguningkan kota edinburgh. Kota pelahar dan festival itu mulai menggeliat. Fahri melihar jam tangannya. Sementara paman hulusi tampak tertidur bersandar di dinding.

Di luar masjid temaram sinar matahari mulai menguningkan kota Edinburgh. Kota pelajar dan festival itu mulai menggeliat. Fahri melihat jam tangannya. Waktu dhuha telah masuk beberapa menit yang lalu. Ia menuntaskan surah yang ia baca lalu berdiri untuk sholat dhuha. Melihat Fahri shalat, Misbah segera sadar untuk menyudahi tilawahnya dan ikut shalat dhuha.

Selesai shalat dhuha delapan rakaat, Fahri membangunkan Paman Hulusi agar berwudhu dan shalat dhuha dulu sebelu pulang ke rumah. Dengan langkah berat paman hulusi mengikuti perintah fahri.

Fahri lalu mendekati Misbah yang baru saja selesai shalat.

"Bah, tolong nasehati aku!"

"Nasehat apa Mas?Mas Fahri yang harus menasehati Misbah. Mas Fahri adalah sahabat, kakak, sekaligus guru bagi Misbah."

"Aku serius Bah, nasehati aku! Pagi ini aku ingin sekali mendengar nasehat. Aku minta darimu. Nasehati aku Bah! Jika saudaramu meminta nasehat, maka nasehatilah! Bukankah begitu perintah Rasulullah?"


Bersambung....
***
Nafilata Primadia
Load comments