-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 84

[Cerbung] Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 84
Cerbung Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 84
Cerbung Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 84



"Kamu?"

"Iya, saya. Juu Suh, Doktor. Boleh saya masuk?"

Fahri agak canggung, Jika ia persilakan masuk, lalu ia tutup pintu itu berarti ia cuma berdua dengan gadis itu. Meskipun status gadis itu adalah mahasiswa yang ia bimbing,

"Silakan." Jawab Fahri tanpa menutup pintu ruang kerjanya.

Gadis itu masuk.
"Silakan duduk." Kata Fahri sambil duduk di kursi kerjanya, Sementara gadis china itu duduk di kursi di depan Fahri. Keduanya terpisah oleh meja kerja Fahri yang agak besar.

"Pintunya tidak ditutup, Doktor? Mau saya tutupkan?"

"Tidak usah. Biar sedikit segar."

"Saya sama sekali tidak menyangka, bahwa mahasiswa yang saya bimbing itu kamu."

"Oh ya?"

"Iya, sungguh,"

"Bagaimana itu bisa terjadi?"

"Di proposal itu tertulis Ju Se. Lihat ini J-U-S-E.  Ju Se, Dan Profesor Stevens juga mengatakan Ju Se. Bukan Juu Suh. Saya kira yang saya bimbing mahasiswa laki-laki. Saya hanya fokus pada isi proposal. Tidak sampai meneliti biodata pemilik proposal."

"Iya. Tulisannya memang begitu Ju Se. Tapi bacanya Juu Suh."

Fahri mengangguk. Fahri lebih banyak melihat proposal tesis yang ada ditangannya. Hanya sesekali saja ia memandang sekilas wajah Ju Se. Sesungguhnya Fahri agak terganggu dengan cara berpakaian Ju Se pagi itu yang menurutnya kurang tertutup. Meskipun memakai jaket, tetapi jaket itu dibiarkan terbuka di bagian depannya. Dan leher kaos yang dipakai gadis China itu agak terbuka bagian dadanya. Untuk bawahan gadis itu memakai rok mini dan stocking hitam. Bagi orang barat, yang seperti itu sudah dianggap sopan, namun dalam timbangan Fahri, masih mengumbar aurat. Di situlah letak ujiannya.

"Langsung saja. Saya sudah baca dengan seksama proposal tesismu. Secara umum okay, tapi masih banyak yang harus diperbaiki."

"Iya Doktor, saya mohom bimbingannya."

"Proposal itu akan didiskusikan secara ilmuah dalam seminar, sebelum diresmikan menjadi judul tesismu. Ini saya sudah kasih banyak masukan, Langsung saya tulis dan saya corat-core dalam lembaran proposal ini. Silakan baca!"

Fahri menyodorkan proposal yang ia pegang pada Ju Se. Gadi itu menerima lantas membacanya.

"Akan segera saya perbaiki sesuai masukan Doktor,"

"Pekan depan silakan maju dengan perbaikan."

"Baik Doktor."

"Dan ini daftar buku-buku yang harus kamu baca tuntas sebelum mengerjakan tesismu itu. Ada tujuh buku. Harus dibaca semua, Pekan depan, ketika kamu maju ke sini, minimal dua buku harus sudah selesai kau baca."

"Baik, Doktor,"

"Kalau begitu, pertemuan ini cukup."

"Iya Doktor, Oh ya, apakah mungkin saya menghubungi Doktor lewat emaik jika ada yang harus saya tanyakan?"


***
bersambung...
Nafilata Primadia
Load comments