-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 96

[Cerbung] Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 96
Cerbung Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 96
Cerbung Ayat-ayat Cinta 2 Bagian 96



"Wah, terima kasih diskusinya Bah. Senang sekali pagi ini kita berdiskusi sangat hangat. Aku berpikir suatu kali kau akan aku undang berbicara di kampus membedah masalah fiqh transaksi seorang muslim di negara non-muslim."

"Dengan senang hati Mas."

"Allahumma alhimma rusydana wa a'idna bi syarri nufusina."

"Aamiin."

"Sudah saatnya mandi dan bersiap-siap ke tempat kerja. Kita tutup majlis sarapan dan diskusi dengan doa kafaratul majlis."

Fahri lalu lirih membaca doa kafaratul majlis diikuti Misbah dan Paman Hulusi.

Pagi itu sinar matahari seolah mengusir kabut dari kawasan Stoneyhill, dan menyepuh kawasan itu dengan sedikit kehangatan.

Ketika Fahri menaiki tangga hendak ke lantai dua, ia mendengar suara Keira menjerit-jerit dengan suara tidak jelas. Ia lalu mendengar suarai kaca pecah!

"Paman tolong dilihat, semoga yang pecah itu bukan kaca mobil kita! Saya harus ke kamar kecil." seru Fahri.

Paman Hulusi ke luar rumah menuju garasi di samping rumah. Misbah mengikuti dari belakang. Tampak Keira mengamuk dan memecahi kaca jendela rumahnya sendiri. Paman Hulusi hanya diam ditempat. Ia hanya berdiri berjaga, jika sampai gadis itu hendak merusak mobil tuannya, maka ia tidak akan membiarkannya.

Beberapa tetangga yang belum berangkat kerja ikut melihat kejadian itu. Mereka keluar rumah melihat ke arah suara Keira mengamuk. Madam Tilda yang rumahnya berada satu deret dengan rumah Brenda namun berada paling pojok meminta Keira menghentikan aksinya atau ia akan telpon polisi jika tidak mendengarkan kata-katanya. Keira ciut nyalinya ketika diancam akan dipanggilkan polisi. Gadis itu lalu duduk dan menangis tersedu-sedu di beranda rumahnya.

"Mama jahat! Aku benci mama!" Katanya sambil terisak-isak.

12
Persahabatan

"Anda baca berita di The Edinburgh Morning hari ini?"

"Belum. Saya baca The Guardian." Fahri menjawab panggilan telpon Tuan Taher dengan memakai earphone. Kedua tangannya dengan tenang memegang kemudi. Hari itu Paman Hulusi ia minta berjaga di rumah. Ia khawatir Keira tidak hanya memecahkan kaca rumahnya, tapi juga kaca rumah tetangganya. Ia tidak tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi pada Keira. Apakah Keira gadis remaja yang normal atau ada sesuatu yang mengganggu pikirannya?

Misbah duduk di sampingnya. Mereka meninggalkan Stoneyhill dan terus ke utara menuju Musselburgh.

"Mohon sempatkan membaca The Edinburgh Morning. Lihat websitenya. Ada berita yang pernah Anda khawatirkan? Saya ingin bicara dnegna Anda, jika berkenan saya traktir makan siang."


***
bersambung...


Nafilata Primadia
Load comments