-->
Nafilata Primadia

Kilas Balik Sebagai Mahasiswa Tingkat Akhir

Kilas Balik Sebagai Mahasiswa Tingkat Akhir
Ku ingin kilas balik pada kisah sebagai mahasiswa akhir


meme mahasiswa akhir
Enak Pak, Tambah Cabe Satu Lagi Boleh
Sewaktu jadi mahasiswa salah satu hal yang ngeri adalah dapet dosen yang katanya 'killer', pelit nilai, dan gak berperikemahasiswaan. Ingin dihindari tapi tak mungkin atau sangat sulit rasanya. Sesulit menurunkan massa tubuh ini

Hingga akhirnya tibalah masa di mana saya mengambil matakuliah Kerja Praktik. Tepatnya, di semester 7 tahun 2015. Sebagai mahasiswa, biasa kita akan melalui tahapan ini.

Setelah mencari lokasi tujuan Kerja Praktik (KP), mendapatkan acc penempatan KP, selanjutnya kita sebagai mahasiswa diharuskan mencari dosen sebagai pembimbing. Pembimbingnya ada dua. Pembimbing lapangan, dan pembimbing laporan.

KP'ers angkatan 2015 periode satu pun mulai ribut, grasah grusuh rebutan dosen. Awalnya santai aee, karena kami memperkirakan semua dosen bisa didapuk menjadi pembimbing satu. Ternyata, karena beberapa dosen masih penuh bimbingan dengan kakak tingkat, akhirnya kuota dibatasi.

Dalam hitungan menit, suasana gedung jurusan Ilmu Komputer makin gaduh. Semuanya gercep. Takut kebagian dosen yang sering menghilang dari peredaran kampus dan atau dosen yang sadis kalau ngasih revisi dan komentar.



Awalnya saya bersama beberapa teman hendak memilih salah seorang dosen perempuan sebagai pembimbing, namun kuotanya ternyata hanya tersisa untuk 2 orang. Akhirnya saya bersama sebut saja kamboja beralih memilih dosen lain. Sepertinya beliau adalah yang terbaaaiks diantara yang masih banyak kuota lainnya. Cepat-cepat kami mendaftarkan diri.

Ehhhh, setelah kami berdua mendaftar, kemudian tersiar kabar, bahwa si Ibu dosen yang pertama buka slot again. Tapi hanya untuk 2 orang. Waduh, gak enak hati mau meninggalkan kamboja sendiri--bimbingan dengan bapak dosen pilihan. Yasudahlah ya, akhirnya harus kurelakan kesempatan itu, Karena hidup adalah pilihan.

Empat puluh hari kumenanti dirimu menjalani KP yang gak seberapa. Akhirnya dimulailah jadwal bimbingan bersama bapak dosen pilihan kami. 

Oh iya, diminggu kedua KP, pak dosen sudah meminta para mahasiswa bimbingannya untuk membuat jadwal dan perkiraan hasil KP. Jadi beliau bisa nagih sesuai dengan kontrak yang sudah dibuat oleh masing-masing bimbingannya.

Awal Maret 2015 sudah mulai bimbingan. Pak dosen rajin mengingatkan mahasiswanya untuk bimbingan. Kalo gak dateng? SILAKAN GANTI DOSEN PEMBIMBING. Baru awal sudah muncul ultimatum semacam ini. 


Banyak sekali hal-hal yang memicu adrenalin selama bimbingan dengan beliau. Kadang kami mahasiswa bimbingannya lupa, ini bimbingan KP atau panjat tebing. Kami pernah antri bimbingannya sampe magrib. Setiap ada pemberitahuan di grup, antara ingin buka tapi takut pingsan. 

Salah satu yang paling bikin gregetan adalah ketika 20 menit sebelum Seminar KP, beliau membuat  pemberitahuan untuk revisi file presentasi di grup bimbingan. Karena kondisi saat itu saya bersama kamboja sibuk persiapan untuk seminar, kami baru membaca pemberitahuan itu 10 menit sebelum seminar dimulai.

Apaaa Maksud Anda Wahai Saudaraaa
Alhamdulillah, seminarnya lancar untuk bagian saya hehehe dengan bumbu-bumbu kata-kata menusuk relung hati huhuhuhu.

Setelah 4 bulan bimbingan, akhirnya bisa cetak juga. Hahaha. Rombongan bimbingan KP dengan beliau termasuk yang paling lama. Soalnya banyak revisi. Kayaknya semua mahasiswa pernah dapet tulisan Perhatikan SPOK di halaman awal laporan. 

Sampai-sampai dua orang teman yang lain, rak uwes-uwes mengurus KP. Dari Januari-Oktober 2015. Sebagian besar waktunya untuk revisi laporan.

Tapi saya bangga pernah menjadi mahasiswa bimbingan beliau. Selain adu adrenalin tiap beliau posting pengumuman atau sekadar komen di grup bimbingan, kejamnya dunia perevisian telah mempermudah dalam penulisan laporan skripsi dikemudian hari.

Lanjut ke tahapan penulisan tugas akhir alias skripsweet

Pada tahap ini pun gak kalah drama. Saya ambil mata kuliah Seminar 1, seminar 2 disemester 7. Setelah wareg dengan persiapan pendadaran KKN yang mengharuskan begadang di sana-sini (udah berapa tahun nih, belum sempat diceritakan, padahal seru sekali), akhirnya kepikiran juga untuk ngajuin tema.


Desember 2016, mulai punya beberapa calon topik penelitian. Sempat agak ragu, karena semuanya pemrograman mobile. Sedangkan saya gak ambil matakuliahnya. Karena sebel menyaksikan teman-teman yang sudah mengajukan judul, apalagi setelah salah satu teman telah seminar hasil dibulan itu. Yaudahlah, nekad, nemuin seorang dosen, berharap beliau bersedia menjadi pembing satu.



Pertemuan pertama, saya jelaskan calon pendamping hidup penelitian saya. Selesai menjelaskan, sang dosen langsung menolak mentah-mentah ide saya. Useless katanya. Tak terima dengan tolakan mentahnya itu, saya masih ngeyel. 

Beberapa hari kemudian saya temui lagi dosen yang sama. Entah mengapa saya begitu ngebet ya kalau diingat-ingat memelih beliau.  Dengan ide yang sama. Persiapannya sudah agak lebih baik. 


Saya sudah cari contoh-contohnya. Datanya. Tapi satu, saya belum mendatangi PMI untuk menanyakan langsung terkait pertanyaan sang dosen dipertemuan sebelumnya. Saya cuma modal searching. (haha)


Akhirnya saya mendapatkan jawaban yang sama. Useless. Saya ajukan ide yang lain. Beliau bilang
'Emang pemilik kos pada punya hape android?' -Bapak Mantan Calon Pembimbing Satu-
Ditolak lagi intinya..

Akhirnya saya kecewa. Saya temui dosen yang lainnya. Bermaksud untuk curhat. Dan berharap beliau bersedia jadi pembimbing. Ternyata, double keciwi (ah...) (cry)



Begitu kecewanya saya atas penolakan-penolakan tersebut, saya memutuskan untuk kemudian menghilang dari peredaran kampus selama hampir 2 bulan. Hahahaha Saya butuh lakukan hal itu. Saya merasa saya membutuhkan ketenangan, untuk mengembalikan semangat. 

Pada zaman itu, mahasiswa diharuskan mencari tema sendiri, mencari calon dosen pembimbing satu sendiri. Kemudian saya nekad sajalah, saya pilih topik skripsi yang networking, tapi ya tetep ngoding (sad)

Alhamdulillah, setelah menunjukkan latar belakang, tujuan, manfaat, rumusan masalah, pak dosennya bersedia. 
'Silakan dilanjutkan untuk sampai bab 3' -Bapak Dosen Pembimbing Satu, Akhirnya-


Babak baru dimulai.

Selesai buat laporan sampai Bab 3, waktunya bimbingan. Menunggu hasil koreksinya yang lama, bagaikan menunggu datangnya kang somay saat pengen-pengennya. 

Sebenernya sudah diwanti-wanti sama temen. 'Naf, kamu musti rajin lho. Mbak itu aja, waktu itu lama banget lho selesai skripsiannya' Pengen cry sekebon 

Saya jadwalkan 2 hari sekali menemui beliau. Yha, beliau berbeda  dengan dosen pembimbing KP saya dulu. Beliau tidak menyediakan jadwal pasti bimbingan. Dari April sampai Juni, rak uwes-uwes bimbingan Bab 1-3. 


Saya ngejogrok di depan ruangan beliau seminggu 3x. Sampai saya merasa 'Kok ini gue malah kayak neror beliau ya' Hehehehe

Sampai akhirnya beberapa teman sudah mulai seminar satu. Lah Guweee belum selesai revisian. Too long Pak.

Dengan terpaksa ku kirim pesan singkat kepada beliau melalu aplikasi Whatsapp. Kutanyakan, apakah laporan sudah dibaca. Saya sudah tak tahan selalu menunggu dari pagi sampai petang, tanpa kepastian. Huft. 


Im afraid, jikalau laporannya tertumpuk, ada dipaling bawah atau malah gak sengaja kebuang, karena si Bapak baru pindah ruang kerja.


Dibulan Juni, sebelum libur lebaran tepatnya, saya melakukan penodongan kepada pembimbing satu. Saya ungkapkan  
'Pak, saya pengen  seminar usul Pak. Boleh ya pak.'  
Beliau bilang boleh, tapi gak ditulis Acc  diberkasnya. 

Penodongan dibulan suci Ramadhan itu pun ternyata tak membuahkan hasil. Menunggu sampai Agustus, baru di Acc seminar usul. Ini saya mau minta acc seminar usul, sampai harus tinggal di indekos loo. Saya merasa terlalu lelah jika harus datang ke kampus pagi buta, kemudian hanya duduk diam sampai petang, menanti yang tak pasti datangnya.


Beberapa hari sebelum menyetorkan jadwal seminar usul, saya menemui dosen penguji, bermaksud untuk menanyakan kesediaan jadwalnya. Niat cuma nanya, malah akhirnya saya yang ditanya-tanya terkait skripsi saya. 

Seolah sudah berlangsung seminarnya. Ke luar ruangan, kubawa selembar kertas berisikan pertanyaan dan catatan dari dosen penguji. Belum juga dimulai secara resmi, sudah banyak juga pertanyaannya. 


Malam sebelum seminar 1, kusempatkan menyunting slide presentasi ditemani oleh teman sekamar yang asyik telfonan dengan sang kekasih.

Keesokan hari
Hari yang kunanti-nanti akhirnya datang menyapa...

Seminar dimulai pukul 10. Saya berangkat dari kosan pukul setengah 7. Sampai kampus kuambil gawaiku, membuka apliasi Whatsapp untuk memastikan pembimbing satu tidak lupa. Beberapa saat setelah pesan terkirim dan dibaca, beliau memberi balasan
"Untung saja diingetin, Hampir saja saya pergi untuk urusan lain." 
Ya Allah,
begitu banyak agenda si Bapak, sampai hampir terlupa begini,

Selama seminar, ahhh saya santai tapi saya gak fokus. Ketika akan menjelaskan gambar, namun yang saya ucapkan adalah garam. Jadi saya ngomongin tentang garam di depan peserta. Ini semua karena tatapan adik-adik yang duduk di bangku barisan paling belakang.


Selesai presentasi dan sesi tanya jawab dengan peserta, langung beralih kepembahasan oleh dosen penguji 
'Ini kamu yang di presentasi sama dilaporan kok beda ya?" Tanya dosen penguji penuh kebingungan seraya membolak-balikkan kertas laporan yang setebal buku sidu isi 38
Kemudian ku tertegun, dan baru kuingat. Yang di slide diganti tapi dilaporan gak diubah


'Ini kamu penomoran gambarnya berdasarkan apa?' tanya beilau lagi.
'Penomoran gambarnya dimulai dari 1 kok pak'
'Tapi ini enggak. Coba diliat.'

Wah iya. Gara-gara waktu mau dicetak dipisah-pisah lagi per BAB, malah jadi kacau.  Ku hanya memberikan senyum manis terbaikku untuk menenangkan suasana ruangan yang sudah panas, makin panas. 



Kalau kata kamboja
'Seminarnya mah terserah Napi. Dosennya ngikut dia aja. Berantakan kayak gitu aja gak dimarah-marah lho sama dosennya.'

He he he
kalian tidak tahu saja, ajian yang sudah kubacakan sebelum ini. Ha ha ha
Mikiiiirrrr
Selesi tahap satu.


Lanjut ketahap berikutnya, yang gak kalah lama. Dari Agustus sampai Desember baru seminar hasil. Sampai sudah pindah kosan guwee.  Kosan yang kedua bareng sama Kenanga, dan kemudian beberapa bulan kemudian si Kamboja ikutan juga ngekos di sana. 


Selain murah, ternyata 6 bulan gak bayar-bayar juga gak diusir tuh sama ibu kosnya. Hahaha. I have another story about this place.



Bimbingan Bab 4-5 masih menggunakan cara lama, yaitu 2 hari sekali ke kampus. Menagih hasil revisian.


Jadi selama bimbingan guwe cuman ngapain? Ya cuman nagihin revisian aja.

Terkait masalah apa yang dibuat dalam penelitian saya mah, saya pernah diskusikan dengan beliau. Saya diskusi lanjutannya di tempat lain, dengan yang lain--pembimbing dua.


Untung sebelum seminar hasil keinget kalo saya sama sekali belum menunjukkan hasil bersemedi berbulan-bulan ke beliau, yaitu hasil akhir rancangan sistem saya. Tepat dua hari sebelum semhas.

Sewaktu seminar hasil, masih ada lagi cobaannya. Kalo pas KP rebutannya sama kakak tingkat. Pas skripsian rebutan jadwalnya sama adik tingkat. 

Rebutan jadwal dan ruangan. Jadwal semhas yang haruanya dimulai pukul 14.00 akhirnya digeser, karena ada adek tingkat yang mau seminar usul jadwalnya digeser sama dosbingnya.


Menahan air mata yang jatuh membasahi pipi ini
Posisi saat itu saya kalah. Dosbing 1 saya pun mengalah. Mas penanggung jawab gedungnya juga gak berani protes. Soalnya dosbingnya adek tingkat adalah kepala jurusan. Sungguh jabatan bisa membungkam kebenaran. Hahahaha. 


Mana ternyata tengah terjadi pemadaman listrik pemirsaaah. Sedangkan hasil penelitian saya harus didemokan dan membutuhkan sumber daya listrik. Omegot. Dosbing 1 yang sudah datang, balik lagi ke ruangannya. 

Saya masih gupek harus pindah ke ruangan mana. 


Beruntung, ternyata pak dosen penguji menolong. Melihat suatu ketidakadilan saat itu, beliau tidak terima juga, mengapa harus saya yang pindah ruangan. Sedangkan itu memang sudah jatah saya. 

Beliau mencarikan terminal. Meminta mas penjaga gedungnya menyalurkan listrik dari gensetnya ke ruangan pengganti. 


Alhamdulillah, ada ruangan pengganti. Sebenernya ada kuliah, tapi dosennya gak dateng. Hwaaah. Nikmat mana yang kau dustakan wahai hamba-Nya....fiuh




Hari itu ada 4 mahasiswa seminar. Salah satunya teman seangkatan yang seminar usul. Karena pesertanya serba kurang, jadilah peserta seminar guwee yang pada minggat. 

Hingga hanya tersisa 8 orang saja. Ini kalo dosen lain bisa-bisa dibatalin seminarnya, karena kurang peserta hahahaha


Kali ini persiapan file ppt untuk seminarnya Nol. Jadi saat dosen udah pada masuk, udah siap ngebantai, saya di depan masih sibuk edit ppt dengan alasan 
'Haduh, belum bisa tampil nih tampilan dari leptop ke proyektor'  

Kamboja yang jadi moderator pun kzl liat kelakuan saya. Piss. Alhamdulillah saat demo sistem, lantjar djaya merdeka. Kata teman-teman saya, 
'Gila-gila. Nafi, gak usul gak hasil, sekarepe dewe. Dosen ngeyel? Lah Napi lebih ngeyel."
Bubar sudah acara semhas.

Saya tinggalkan teman-teman untuk mengantakan bingkisan dosen, Kamboja yang baik hati dan tidak sombong, ngeberesin seperangakat alat penelitianku. 


Dicabutlah semua yang nempel di wireless router, termasuk flashdrive. Aku terkejut dan kaget. Lah kok dicopot. Yah,itu tempat datanya.




Doi merasa bersalah dikit sih. Saya sih sebenernya gak yang panik-panik juga sih. Toh pada akhirnya ternyata gak ada masalah. Huh


Tinggal nunggu kompre nih


Kata mereka-mereka yang sudah lebih dulu berkecimpung di dunia perkomprean, drama kompre gak kalah sadis gaes.


Dan terjadi lagiiiii....kisah lama terulang kembali. Kudiuji lagi.


Ujian Komprehensif


Berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri
Jadi begini, sebenarnya dua minggu setelah semhas, dosen pembimbing 1 sudah meminta saya segera ujian komprehensif. Karena beliau awal tahun 2017 hendak berlibur ke kampung halaman. Dan beliau akan libur panjang. Kondisi saat itu saya belum mengerjakan revisian dari seminar hasil, karena saya sedang membantu mahasiswa fosil.

Yah karena gak keburu dalam 3 hari, jadi mahasiswa fosil yang ambil jatah kompre duluan. Saya diundur sampai Pak dosbing pulang liburan. Sembari menunggu jadwal dari pak dosbing, saya mulai mengurus berkas-berkas syarat kompre.

Hingga kenyataanpun tak seindah yang dibayangkan. Berkas bebas lab, yang ngurusnya berbulan-bulan, menghilang

Ya Allah, saat itu rasanya pengen nyanyi lagunya Kufaku.


Akhirnya harus mengulang lagi dari awal. Sempat mau menggunakan jalan pintas, tapi takut sesuatu yang lebih buruk terjadi. Jadi kujalani, ke sana-kemari membawa map. Menunggu kepala Lab dari pagi siang sore. Menunggu itu benar-benar melelahkan. Sungguhlah.

Pernah disalah satu lab, saya menunggu dari pagi sampe siang gak dateng-dateng. Saya tinggal ishoma, pas balik lagi, orangnya udah pergi lagi. Besoknya nunggu dari siang sampe sore, katanya 'Ibunya biasanya dateng pagi.' 

Wuuttt theee hill

Tibalah hari di mana aku memasuki ruangan yang isinya hanya tersangka dan pak hakim. 


Ini jadwal kompre gak kalah susahnya rebutan jadwal sama adek tingkat. Yang seharusnya dimulai pukul 10, lah kok ngaret sampe jam 11. Adek tingkat yang seminar usul, kelamaan seminarnya. Untung dosen-dosen saya gak ngambekanDengan persiapan terbaik, ku memasuki ruang persidangan. Wah. Deg-degan.

Dosen pembing satu membuka acara. Dilanjutkan dengan saya diminta untuk kembali menyampaikan tentang skripsi saya secara ringkas. Dan dimulailah pembahasan dari dosen pembahas.



Pertanyaan pertama diajukan. Lewat.
Pertanyaan kedua diajukan. Lewat
Pertanyaan ketiga diajukan. Lewat


Dan pertanyaan selanjutnya.

Kesempatan dosen pembimbing dua. Lancar
Kesempatan dosen pembimbing satu. Lancar
Kembali ke pembahas.



Dosen pembahas menyakan masalah seputar soal logika, dan kodingan program pastinya



Tapi beberapa tak bisa kujawab dengan tuntas. #Byeee. Selesai sesi satu ujian komprehensifku.


Kemudian, saya diminta untuk ke luar ruangan.


Waktu saya ke luar,reaksi teman-teman yang nunggu di luar sangat tidak percaya kalau saya sudah selesai.


'Udah fi?' Dengan ekspresi penuh keraguan
'Lah, elu kompre apaan. Cepet banget' 
'Iya udah. Cepetkan.' Dengan gaya penuh kesombongan dimasa muda yang indah.
Udah nih, gini doang sidangnya

Mereka gak percaya, kalau kusudah melalui tahap tanya jawab yang kata beberapa orang sebelumnya 'ngeri'.

'Ditanya apa aja? Bisa jawab? Trus gimana?'

HA HA HA HA HA

Saya sebutkan pertanyaan-pertanyaan dari dosen. Dan saya ceritakan bagaimana saya menjawabnya. Saya sampaikan bahwa saya menjawab semua pertanyaannya disertai dengan senyuman. Saya bilang kalau saat bagian pertanyaan koding, saya hanya mampu menuliskan 5 dari 10 baris yang saya sebutkan.


Sedang asyik-asyiknya rumpi di luar, pak dosen pembahas memanggil saya. Saya sudah siap-siap hendak mengeluarkan air mata untuk drama ujian komprehensif ini. Eh lah dalah, ternyata cuman ditanyakan
 'Sebutkan rukun iman' tanya pembimbing dua saya
Bisa jawab sih, tapi ternyata dua yang terakhir kebalik. Trus ditanya, 
"kamu percaya bumi datar gak." 
Sempat kecewa, mengapa aku gak dapet drama seperti teman-teman yang lainnya. Ehehehe *Sombong

Oh iya, FYI beberapa hari sebelum pelaksanaan ujian komprehensif, tepatnya setelah saya memberitahukan jadwal pengganti kepada dosen pembahas, beliau menanyakan

"Nafi, biasanya beli nasi untuk konsumsi dosen berapaan?"


oo000oo


Selanjutnya akan saya ceritakan tahapan persiapan dan pendaftaran wisuda....mengenang setahun lalu. ☺

Gambar dan gif diambil dari segala penjuru.
Nafilata Primadia
Load comments